Oleh: Herry M Joesoef
Indonesiainside.id, Jakarta – Salah satu sunnah di hari Jumat adalah memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Aus bin Aus menarasikan hadits, “Hari kalian yang paling utama adalah Jumat, pada hari itu Adam diciptakan, Adam diwafatkan, ditiupkan sangkakala, dan seluruh makhluk diwafatkat; maka perbanyaklah shalawat untukku pada hari tersebut karena shalawat kalian ditampakkan kepadaku.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana cara shalawat kami ditampakkan kepadamu sedang engkau sudah menjadi tulang belulang?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi.” (HR. Imam Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dalam riwayat lain, Anas bin Malik menarasikan hadits, “Perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat, barangsiapa melakukannya maka aku akan menjadi saksinya atau pemberi syafaat untuknya pada Hari Kiamat.” (HR. Imam Al-Baihaqi)
Bacaan shalawat yang masyhur adalah shalawat Ibrahimiyah, sebagai berikut:
“Allaahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shallaita ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali ibraahiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibraahiim wa ‘alaa aali ibraahiim innaka hamiidum majiid”.
Artinya, “Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.” (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa-I, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Hibban, dan al-Baihaqi)
Shalawat Ibrahimiyah adalah shalawat yang paling sempurna shighatnya dibanding shalawat-shalawat yang lain. Oleh sebab itu, para ulama sepakat bahwa shalawat Ibrahimiyah dibaca ketika seorang muslim melaksanakan shalat, di samping karena adanya kesepakatan tentang kesahihan haditsnya.
Adapun hari Jumat dimulai dari terbenamnya matahari pada hari kamis sampai terbenamnya matahari pada hari Jumat. Ini artinya, malam Jumat sudah masuk hari Jumat. Maka, berbanyakbershalawat pada Nabi agar mendapat syafaat di hari Kiamat. (HMJ)