Indonesiainside.id, Kulon Progo – Dalam rangka memakmurkan dan memenuhi kebutuhan pangan para santri di
pondok pesantren, Aksi Cepat Tanggap DIY bersama GIB (Gerakan Infak Beras)
mendistribusikan 1 ton beras di dua pondok pesantren di pelosok Kokap, Kulon Progo, Rabu (30/10).
Ponpes yang pertama adalah Panti Asuhan Ashshidiqiyah di desa Hargowilis dan yang kedua Ponpes Nurul Quran di desa Hargorejo. Panti Asuhan Ashshidiqiyyah dipimpin oleh Ustad
Tulus, memiliki 45 santri yang merupakan anak yatim piatu dan dhuafa.
Panti asuhan sekaligus ponpes yang menggratiskan seluruh biaya untuk santrinya ini terletak di tepi Waduk Sermo yang menempati bekas gedung Sekolah Dasar (SD).
Sedangkan Pondok Pesantren Nurul Quran yang diasuh oleh Kyai Nur Wahid memiliki 180 santri yang kebanyakan adalah anak-anak yang ditinggal orang tua mereka. Misalnya, ditinggal bekerja
di luar negeri menjadi TKW.
Para santri Nurul Quran tinggal di asrama yang sederhana dan makan sehari-hari pun juga sederhana. Pihak pondok hanya memungut iuran Rp125.000 tiap anak per bulan. Namun, hal ini tentu masih jauh dari cukup untuk kebutuhan santri.
Misalnya, kebutuhan makan tiga kali sehari. Belum lagi jika ada wali santri atau orang tua santri yang menunggak pembayaran.
“Dengan program Beras untuk Santri ini kami merasa sangat terbantu, minimal untuk kebutuhan beras kami sudah ada sehingga lauk dan sayur bisa lebih
ditingkatkan kualitasnya,” kata Nur Wahid, pengasuh Pondok Nurul Quran.
Saat ini pihaknya juga masih memiliki permasalahan air bersih, di mana air
yang dipakai untuk minum dan cuci adalah air dari sungai yang tidak layak.
Koordinator program ACT DIY, Kharis Pradana mengatakan, akan melanjutkan program Beras untuk para santri. Selain itu, perlu pembangunan sumur wakaf untuk memenuhi kebutuhan air bersih
santri.
“Alhamdulillah hari ini telah terlaksana distribusi 1 ton beras untuk panti asuhan Asshidiqiyyah dan ponpes Nurul Quran. Mohon doa dan dukungan semoga setelah ini akan kami lanjutkan dengan pembangunan sumur wakaf untuk memenuhi kebutuhan air besih di
ponpes Nurul Quran,” ujar Kharis.
Gerakan Beras untuk Santri Indonesia merupakan program yang digagas ACT yang implementasinya bersama GIB untuk membantu memakmurkan pesantren di Tanah Air. Sasaran program ini adalah pesantren-pesantren yang berada di pedalaman atau di pelosok
yang masih memiliki keterbatasan insfrastruktur maupun kebutuhan pangan.
Untuk wilayah DIY dari target total 10 ton beras saat ini sudah disalurkan 3 ton di dua pekan terakhir, secara nasional gerakan beras untuk santri ini akan menyuplai kebutuhan beras santri
sebanyak 210 ton setiap bulan di 21 Provinsi di Tanah Air.
“ACT mengajak seluruh elemen
masyarakat untuk bergabung dalam gerakan ini melalui bit.ly/DermawanBerbagi,” katanya. (Aza)