Indonesiainside.id, Jakarta –Tahun baru di Jakarta dan sekitarnya diterpa banjir akibat hujan seharian. Rumah-rumah tenggelam, perabotan rusak, harta benda pergi tanpa bisa dicegah terbawa arus air yang begitu deras. Lebih dari 32 ribu orang mengungsi, tersebar di lima wilayah administratif ibu kota. Lalu, bagaimana agama Islam mengajarkan umatnya dalam menghadapi musibah banjir kali ini? Sedikitnya ada 4 hal yang mesti dijadikan pegangan.
Pertama, ucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Adalah Ummu Salamah, salah satu istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, menarasikan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik], maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik. Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun membaca do’a sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (HR. Imam Muslim: 918)
Karena itu, ucapkanlah doa tersebut diatas ketika mendapatkan musibah. Insyaa Allah akan mendapatkan ganti, atas izin Allah, dengan yang lebih baik.
Kedua, sabar. Dalam surat Al-Baqarah ayat 153, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Adapun yang dimaksud sabar di sini adalah menahan diri dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan dari perilaku emosional seperti membanting pecah-belah, merobek-robek pakaian, menampar pipi, dan memukul dada. Perbanyaklah istighfar.
Ketiga, di balik musibah, ada hikmah. Semua kejadian ada hikmahnya, tetapi kita banyak yang tidak mengetahuinya. Bisa jadi, itu adalah rahasia Allah Ta’ala. Dalam surah Al Mu’minun: 115-116, Allha Ta’ala berfirman, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.”.
Keempat, sebagai sarana untuk introspeksi diri. Boleh jadi, musibah dan cobaan, disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Apakah itu kemaksiatan, bid’ah, kesyirikan, dan sebagainya. Ingatlh, dalam surah Asy Syura ayat 30, Allah ta’ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.”
Akibat perbuatan tangan-tangan manusia, maka musibah tersebut terjadi. Tetapi banyak manusia yang tidak menyadari hal tersebut. Atau malah menganggapnya enteng. Adalah Ibnu ‘Abbas menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, “Akan disegerakan siksaan bagi orang-orang beriman di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, dan dengan itu mereka tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di akhirat.”
Begitulah agama Islam memberi tuntunan ketika ditimpa musibah. Dengan empat hal tersebut, insyaa Allah kita tetap optimis menjalani kehidupan di alam yang fana ini. Wallahu A’lam. (HMJ)