Indonesiainside.id, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustaz Zaitun Rasmin, mengungkapkan duka mendalam atas berpulangnya Wakil Ketua MUI, Buya Yunahar Ilyas Allahu yarham. Dalam kenangan Zaitun, Buya Yunahar dikenal karena sikap istikamah atau konsistensinya.
“Seorang ulama yang luar biasa dalam perjuangan dakwahnya, juga dalam hikmah dan ketegasannya memperjuangkan nilai-nilai kebenaran,” kata Ustaz Zaitun, kepada Indonesiainside.id, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (3/1).
Keahlian ilmu tafsir Buya Yunahar tampaknya juga telah membentuk sikap dan cara pandangnya sebagai ulama. Sehingga, dalam hidup bermasyarakat dan berorganisasi yang terkadang sangat tinggi dinamika dan perbedaan pendapatnya, Buya Yunahar tampak tidak mengalami banyak kesulitan. Itu karena dia sudah terbiasa menghadapi perbedaan pendapat dan melihat suatu masalah dari berbagai perspektif.
“Beliau juga sangat luas wawasannya. Juga sangat cerdas dalam menghadapi dan menyikapi perbedaan-perbedaan,” tuturnya.
Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif, juga merasa sangat kehilangan dan ikut berduka cita atas kepergian Buya Yunahar. “Teriring doa semoga almarhum diampuni segala kekhilafan dan ditempatkan di tempat yang semulia-mulianya,” ujarnya.
Bagi dia, Buya Yunahar adalah orang bijaksana yang sering bisa melihat celah di saat banyak orang sudah mengalami rasa buntu. Yunahar adalah ulama yang mumpuni. “Ceramanya terkadang segar dan menyegarkan. Pastinya menguatkan iman dan mendekatkan diri yang mendengarnya kepada Allah SWT,” tuturnya.
Yunahar, kata Slamet, juga tegas dalam pendirian dan berwawasan luas, serta sangat menghargai perbedaan. “Beliau sosok yang menyatukan anak bangsa,” katanya.
Umat Islam dan masyarakat Indonesia kembali kehilangan sosok guru sekaligus ulama yang disegani bangsa. Buya Yunahar Ilyas meninggal di usia 63 tahun di RS Sardjito Sleman, Yogyakarta, tadi malam. (AIJ)