Indonesiainside.id, Jakarta – Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI meminta pemerintah untuk melaksanakan secara konsekuen peraturannya sendiri tentang pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yakni dengan tidak mengizinkan kegiatan-kegiatan yang mendorong orang berkerumun di tempat-tempat umum. Hal tersebut disampaikan Ketua Wantim MUI, Prof Din Syamsuddin, merespon kurva kasus Covid-19 yang terus naik.
“Peraturan tersebut perlu dilaksanakan secara berkeadilan. Jangan melarang umat Islam bershalat jamaah di masjid tapi mengizinkan orang banyak menumpuk di bandara dan tempat keramaian lain,” kata Din, Selasa (18/5), di Jakarta.
Ia meminta kepada segenap rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, agar tetap mematuhi anjuran para ahli kesehatan untuk menjaga jarak sehat secara fisik (physical distancing), yakni dengan menghindari kerumunan yg dapat mendorong penularan Covid-19. Kepada pemerintah dia minta agar bersimpati dengan penderitaan rakyat yang mengalami kesusahan hidup karena menganggur sementara bantuan sembako tidak terbagi merata.
“Mengapa pada saat demikian pemerintah justru mempelopori acara seperti konser musik yang tidak memperhatikan protokol kesehatan dan terkesan bergembira di atas penderitaan rakyat. Bukankah sebaiknya dalam keadaan penuh keprihatinan kita semua meningkatkan doa dan munajat ke hadirat Sang Pencipta, Allah SWT, sesuai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab?,” ujarnya.
Mantan ketum PP Muhammadiyah ini mengimbau umat Islam agar tetap konsisten menaati Fatwa MUI untuk sementara waktu mengalihkan shalat berjamaah, termasuk shalat Idul Fitri, ke rumah masing-masing, dan anjuran para ahli kesehatan (ahl al-dzikri) untuk selalu menerapkan prinsip physical distancing dengan tidak berkerumun. Tidak perlu ada yang membalas dendam terhadap ketidakadilan Pemerintah tersebut dengan keinginan berkumpul di masjid-masjid (sebagaimana yang banyak beredar di media sosial atau bertanya langsung).
Kepada umat Islam, sebagai warga negara yang baik, Din berharap untuk selalu menampilkan teladan yang baik (qudwah hasanah). Biar pihak lain melanggar, ia meminta umat dapat menahan hawa nafsu untuk tidak terjebak ke dalam kesesatan.
Ia menyerukan kepada umat Islam agar pada hari-hari akhir Ramadhan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, berdoa ke hadirat-Nya untuk melimpahkan ma’unah-Nya atas bangsa Indonesia. Harapannya, agar bangsa terbebas dari wabah corona, marabahaya, dan malapetaka. (AS)