Indonesiainside.id, Jakarta – Kajian MQ pagi ini, Rabu (27/5), KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym berbincang-bincang dengan salah seorang peneliti di Amerika Serikat (AS).
Oleh Aa Gym, dia menyebut pria yang menjadi tamunya itu dengan Aa Jim. Nama lengkapnya, Prof James Hoesterey. Siapa sosok itu? Dia adalah seorang peneliti terkait Islam. Salah satunya, dia pernah melakukan penelitian di Daarut Tauhid bersama Aa Gym.
Karena itulah, tampak keduanya lebih akrab, dalam konverensi video Kajian MQ Pagi, dengan tema: “Semangat Keislaman di Amerika Serikat”.
“Sahabat-sahabatku, saat ini kembali kita berbincang-bincang dengan kembaran Aa, yaitu Aa Jim, mirip bukan? Apa kabar Aa Jim? Kita ini mirip sekali, satu coklat dan satu putih,” kata Aa Gym menyapa tamunya, lewat konferensi video, Rabu pagi (27/5).
Aa Gym juga menulis, di akun Twitter dan akun medsos lainnya, “Kajian bersama “kembaran” Aa, yaitu Aa Jim dari USA (Prof James Hoesterey), 4 Syawal 1441 H. Prof Jim juga mengaku senang telah bersahabat dan berteman lama dengan Aa Gym. Keduanya pun intens menjalin komunikasi.
Satu hal yang menarik dari Prof Jim, di kampus tempatnya mengajar, ternyata sudah mengumandangkan azan. Yaitu azan untuk shalat Jumat pada Ramadhan baru-baru ini. Aa Gym juga senang mendengar kabar tersebut, di mana azan ternyata sudah dapat dinikmati di tempat umum, di negeri Paman Sam itu.
Mendengar kabar perkembangan Islam yang cukup menggembirakan di AS, Aa Gym merasa perlu memperkuat peran dakwah di negeri tersebut. Aa Gym mengaku sangat tertarik, jika suatu saat, setelah pandemi Covid-19 nanti berlalu, bisa menjadi dosen terbang di kampus yang membuka diri untuk Islam.
“Kalau Aa berkenan kita bisa buat program, supaya ada silaturahmi, supaya lebih banyak mahasiswa ikut menikmati pesan-pesan dari Aa,” kata Prof Jim.
Aa Gym menimpali, kuliah lewat zoom atau video converence memang lebih efektif. Karena itulah, dia tidak melewatkan waktu-waktunya untuk terus beraktivitas meski lewat zoom.
Di ujung kajian, Prof Jim bertanya soal hikmah di balik virus corona yang menimpa hampir seluruh penduduk dunia saat ini.
Menurut Aa Gym, setiap takdir Allah SWT banyak hikmahnya, karena memang Allah yang memiliki dunia dan isinya. Dengan virus corona ini, Allah membuat kehidupan keluarga lebih berkualitas lagi.
“Misalnya, bapak (sosok ayah) bisa mengetahui kualitas dirinya bagaimana memimpin dalam shalat. Ada percepatan untuk memperbaiki diri,” katanya.
Menurut Aa Gym, dari peristiwa corona ini, ada momentum yang paling mahal yaitu jedah waktu. Berhentinya interaksi dengan orang lain, menjadi momen untuk menganalisis kemampuan evaluasi diri lebih banyak.
“Kemampuan evaluasi diri yang susah. Kalau tidak stop dari kesbukaan, kita akan kehilangan kepekaan. Kalau (seseorang) tidak mengetahui siapa dirinya, siapa penciptanya, dan untuk apa hidup di dunia ini, inilah yang paling berbahaya. Kita tidak tahu siapa diri kita, siapa pencipta kita, dan tidak mengerti mau apa di dunia ini?” pesannya.
Karena itu, momentum stay at home (tinggal di rumah) adalah kesempatan berharga bermuhasabah, menghitung kemampuan dan kedekatan diri kepada Allah SWT. (Aza)