Indonesiainside.id, Sydney – Shalat Jumat beberapa kloter yang diterapkan oleh sejumlah negara untuk mengatasi penyebaran virus corona selama masa pandemi ini, ternyata bukan hal baru bagi umat Muslim di Australia.
Jauh sebelum wabah virus korona ini merebak, umat Islam di Australia telah menerapkan pelaksanaan shalat Jumat dalam beberapa kloter, karena masalah kurangnya tempat untuk menampung jamaah shalat Jumat.
Muhammad Ibrahim Maulana, Mahasiswa Indonesia yang saat ini terdaftar di Queensland University of Technology dan University of Technology Sydney, berbagi pengalaman pertamanya melaksanakan shalat Jumat di Sydney.
Saat Ibrahim dan teman-teman Muslim lainnya mencari tempat untuk melaksanakan shalat Jumat, mereka menuju ke daerah 56 Erskine Street, Sydney, NSW, tidak jauh dari Darling Harbor.
Saat tiba di lokasi, Ibrahim sedikit terkejut begitu mendapati jamaah shalat Jumat telah selesai melaksanakan shalat. Setelah mencari informasi, Ibrahim baru tahu bahwa jamaah yang baru keluar masjid itu merupakan jamaah shalat Jumat kloter pertama.
Ibrahim dan teman-temannya yang baru datang kemudian antre di luar gedung untuk ikut shalat Jumat kloter kedua. “Kami pikir shalat Jumat sudah selesai, ternyata baru kloter pertama. Alhamdulillah, kami tetap bisa shalat Jumat di Sydney,” kata Ibrahim.
Ibrahim lantas naik ke lantai dua dan langsung antre untuk ambil wudhu, kemudian duduk di shaf bagian depan. Begitu azan pertanda shalat Jumat dimulai, jamaah semakin banyak berdatangan. Total ada dua lantai yang dipakai, dan semua penuh.
“Ternyata kloter kedua ini bukanlah yang terakhir, masih ada kloter ketiga, sebagai kloter terakhir hari ini. Pengumuman kloter ketiga disampaikan khatib sebelum memulai khutbahnya,” tambah Ibrahim.
Menurut Ibrahim, shalat Jumat di Sidney digelar sampai tiga kali karena tempat yang ada tidak menampung Muslim dari berbagai negara, termasuk wisatawan yang sedang di Sydney untuk melaksanakan shalat Jumat.
“Saya bersyukur memiliki pengalaman shalat jumat di Sydney. Tiga kali waktu shalat Jumat adalah, pukul 12.00, 13.00, dan 13.45 waktu setempat,” jelas Ibrahim.
Dia menjelaskan, jamaah shalat Jumat kebanyakan dipenuhi Muslim pendatang dari India, Pakistan, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (Msh)