Indonesiainside.id, Istanbul–Hagia Sofia (Ayasofya) akan tetap terbuka untuk pengunjung di luar waktu shalat dan ikon-ikon Kristen di daerah itu akan dipertahankan, menurut pejabat agama pada Selasa (14/7). Sebelumnya, keputusan pengadilan telah membuka jalan bagi Hagia Sofia untuk menjadi masjid.
Status museum untuk landmark Istanbul dicabut pada hari Jumat (10/7) setelah hampir berusia satu abad. Seluruh operasional Hagia Sophia akan diserahkan kepada otoritas agama Turki, Diyanet. Bagaimanapun, keputusan ini dikritik oleh pemerintah Barat, Gereja Rusia dan para pemimpin Kristen.
Diyanet menyatakan pada hari Selasa bahwa ikon Kristen di Hagia Sofia “tidak memengaruhi validitas doa”. Masjid juga akan tetap terbuka kepada para pengunjung di luar waktu shalat.
“Ikon akan ditutup dengan tirai dan cahaya tidak akan menyala selama waktu shalat,” katanya dikutip AFP. “Dari sudut pandang agama, tidak ada halangan bagi Masjid Hagia Sophia untuk terbuka bagi pengunjung di luar waktu shalat,” tambah pernyataan itu.
Hagia Sofia – objek wisata utama – telah menjadi tempat di mana kegiatan terkait Islam telah diadakan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengagetkan dunia setelah membaca ayat-ayat Al-Quran di bangunan bersejarah tersebut.
Presiden Erdogan, yang mengatakan shalat pertama akan diadakan di Hagia Sofia pada Jumat 24 Juli. Ia menekankan bahwa bangunan bersejarah itu akan tetap terbuka untuk semua orang, termasuk non-Muslim.
Dalam pidatonya di seluruh negeri, pemimpin Turki itu berjanji: “Kami akan melestarikan status Hagia Sofia sebagai warisan budaya, seperti halnya leluhur kita,” katanya. “Saya ingin menekankan bahwa Hagia Sofia telah diubah menjadi masjid dari status museum, bukan gereja,” tambahnya. (NE)