Indonesiainside.id, Ankara– Otoritas agama tertinggi Turki pada hari Kamis (23/7) telah menunjuk tiga imam dan lima muazin untuk shalat jamaah di Masjid Hagia Sophia, sebuah ikon landmark di Istanbul yang siap dibuka untuk shalat Jumat. Ali Erbas, Kepala Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet), telah menunjuk Mehmet Boynukalin, Ferruh Mustuer dan Bunyamin Topcuoglu ditunjuk sebagai imam shalat.
Hagia Sophia telah digunakan sebagai gereja selama 916 tahun sampai penaklukan Istanbul, dan sebuah masjid dari tahun 1453 hingga 1934 – hampir setengah milenium. Namun pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda 86 tahun.
Pada 16 Juli, Direktorat Urusan Agama Turki menandatangani protokol kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk menjalankan Hagia Sophia setelah dikonversi menjadi masjid. Di bawah protokol, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengawasi pekerjaan restorasi dan konservasi, sementara Direktorat Urusan Agama akan mengawasi layanan keagamaan.
Persiapan pembukaan
Sementara itu berbagai persiapan dilakukan di Hagia Sophia menjelang shalat Jum’at pertama pada 24 Juli di istanbul, Turki, Kamis (23/7). Petugas kepolisian Turki dengan anjing pelacak terlihat berjaga di sekitar kompleks Hagia Sophia. Sementara itu petugas pemerintah kota menyiapkan garis jarak sosial bagi warga yang akan mengikuti shalat Jum’at.
Sekitar 1.500 orang diperkirakan akan turut serta melaksanakan ibadah salat Jumat sekaligus upacara pembukaannya. Kegiatan itu rencananya akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli.
Mahkamah Agung Turki membatalkan dekrit kabinet 1934 yang menjadikan Hagia Sophia sebagai museum, setelah sebelumnya bangunan Bizantium itu dipakai sebagai masjid selama hampir 500 tahun. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjamin Hagia Sophia terbuka untuk semua orang, baik Muslim dan non-Muslim. Situs ini juga akan tetap terbuka untuk wisatawan domestik dan asing secara gratis. (AA/NE)