Indonesiainside.id, Jakarta – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan, Idul Adha menjadi momentum meningkatkan kesejahteraan para pelaku bisnis terkait, sekaligus pemenuhan asupan gizi protein hewani bagi masyarakat yang membutuhkan. Tahun ini, Uu berharap kebahagiaan tetap dirasakan masyarakat meskipun Covid-19 masih belum usai.
“Hikmah berkurban dari sisi sosial di antaranya adalah dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, juga mampu mengurangi ketimpangan ekonomi dan mengurangi kesenjangan sosial,” kata Uu di Kota Bandung, kemarin (22/7).
Maka itu, dia meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan Idul Adha yang telah ditetapkan baik oleh Kementerian Agama maupun Pemda Provinsi Jawa Barat. Kepentingan masyarakat bersama adalah bagaimana semua proses kegiatan tersebut berjalan dengan lancar tanpa mengabaikan protokol kesehatan di era Adaptasi Kebiasaan Baru.
“Bagaimanapun kegiatan ini terutama kegiatan distribusi sangat rawan untuk mengumpulkan massa,” ucapnya.
Mengacu pada surat edaran Kementerian Pertanian RI Nomor 0008/SE/PK.320/F/06/2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah Bencana Nonalam, pemotongan hewan kurban dianjurkan berlangsung di rumah potong hewan ruminansia (RPH-R). Namun dikarenakan terbatasnya RPH-R maka pemotongan hewan juga bisa dilakukan di luar RPH-R dengan mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah.
Protokol Idul Adha juga dituangkan dalam dua beleid yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Beleid pertama, Keputusan Gubernur Nomor 443/Kep.376-Hukham/2020 tentang Protokol Pemeriksaan Penjualan dan Penyembelihan Hewan Kurban serta Distribusi Hewan Kurban selama Pandemi Covid-19.
Sementara beleid kedua, Surat Edaran Nomor 451/110/Hukham tentang Penyelenggaraan Salat Idul Adha dalam Situasi Wabah Bencana Nonalam Covid-19. SE ditujukan kepada bupati/wali kota, MUI, kantor departemen agama, pimpinan ormas Islam, para ketua DMI–Baznas, dan pimpinan pondok pesantren se-Jabar.
Setidaknya, tutur Kang Uu, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara/ panitia kurban yaitu: jaga jarak, kebersihan diri (memakai APD, masker, faceshield, dan lainnya), proses screening (pemeriksaan kesehatan awal bagi semua orang terlibat), dan terakhir adalah kebersihan dan penyediaan peralatan sanitasi di area tempat pemotongan hewan kurban.
Selain itu, seperti telah dimaksudkan di atas, hal lainnya yang harus diperhatikan adalah pendistribusian daging yang seminimal mungkin melibatkan banyak orang. “Apakah dengan diantar? Kalau pun masih terlalu repot dan harus tetap ada kerumunan agar secara ketat protokol kesehatan dilakukan,” katanya.(EP)