Indonesiainside.id, Jakarta – Tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari Arafah sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji. Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (PP) Persis, Ustaz Jeje Zainudin menyampaikan, makna ‘Arafah merujuk kepada dua pengertian, pertama, pengertian lughawi, maknanya ma’rifah yaitu mengetahui atau pengetahuan.
“Alkisah, Nabi Ibrahim mimpi harus mengorbankan putranya beberapa kali. Ketiga kalinya ia mimpi ketika sedang berada di bukit itu sehingga ia mengetahui bahwa mimpi itu benar benar wahyu intruksi Allah, kemudian beliau menyampaikan wahyu itu kepada putranya,” kata Ustaz Jeje kepada Indonesiainside.id, Kamis (30/7).
Kedua, lanjut Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam – Persatuan Islam (STAIPI) Jakarta, makna Arafah merujuk kepada padang dan bukit pasir bebatuan tempat Nabi Ibrahim menerima wahyu. Kemudian ditetapkan oleh Allah sebagai tempat prosesi wuquf yaitu puncak ritual ibadah haji.
“Maka, salah satu hikmah jamaah haji yang melaksanakan wuquf Arafah sedang napak tilas perjalanan nabi Ibrahim dalam mencapai makrifat, pengenalan dan pengetahuan tertinggi kepada Allah SWT,” ucapnya.
“Di mana semakin dekat seorang hamba kepada Allah semakin mencintainya dan semakin dituntut dengan pengorbanan yang berat, yaitu mengalahkan segala kecintaan bendawi demi meraih kecintaan hakiki, yaitu kecintaan Allah Swt,” lanjutnya. (Msh)