Indonesiainside.id, Jakarta – Dalam Islam Jum’at memiliki banyak keistimewaan sehingga disebut juga sebagai Sayyidul Ayyam (rajanya hari), karena Allah SWT banyak melimpahkan Rahmat-Nya dan pada hari tersebut. Bahkan Jum’at merupakan salah satu hari yang mustajab untuk berdo’a.
Namun benarkah ada anjuran dalam Islam waktu yang istimewa untuk melakukan hubungan badan suami istri itu khususnya di malam Jum’at.
Dalam hadits tidak ada anjuran tersebut, namun tidak ada salahnya untuk mengetahui seperti apa tata cara bercinta ala Rasulullah SAW. Berikut tata cara bercinta ala Rasulullah SAW:
Bersuci
Istri Rasulullah Saw berhias diri seindah/sewangi mungkin sebelum berhubungan intim. Oleh karena itu, Islam juga mengajarkan agar istri dan suami untuk suci, bersih, dan berhias diri sebelum berhubungan seks.
Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Saw mandi tiap kali selesai berhubungan bersama istri-Nya. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
Larangan Menolak Ajakan Suami
Istri Rasulullah tidak pernah menolak ajakan Rasulullah Saw untuk bercinta. Rasulullah SAW bersabda : “Jika suami mengajak tidur istrinya, lalu sang istri menolak, yang menyebabkan sang suami marah kepadanya, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi tiba.”(HR Bukhari dan Muslim).
Berdoa sebelum Bercinta
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas dituturkan, Rasulullah bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian hendak mencampuri istrinya, maka hendaknya membaca doa: “Bismillah, Allahumma jannibnaa asy-syaithan, wa jannib asy-syaithana ma razaqtana” (Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari setan. Dan jauhkan setan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami (anak keturunan).” Dengan memanjatkan doa, semoga anak yang lahir dari buah percintaan bisa menjadi anak yang soleh dan takwa kepada Allah Taala.
Dilarang Bersenggama Lewat Dubur
Rasulullah SAW bercinta pada tempat yang benar secara syariat. Rasulullah SAW mendatangi istri pada tempatnya (farji) bukan yang lain (dubur/anal).
Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak akan melihat orang yang menyetubuhi seorang laki-laki atau istrinya pada bagian dubur.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i).
Alat kelamin manusia diciptakan oleh Allah SWT bukan semata untuk memuaskan hawa nafsu. Tetapi untuk melahirkan generasi. Jadi, aktivitas bercinta yang tidak sesuai syariat Islam hukumnya haram.
Dilarang Menyebarkan Rahasia Ranjang
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya, “Sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang mendatangi istrinya dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian ia menyebarkan rahasianya.”[HR. Muslim dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu ‘anhu].
Boleh Bermacam Gaya Seks
Islam tidak melarang dalam memilih gaya bercinta. Improvisasi dalam bercinta sangat diperlukan agar suami tidak merasa jenuh. “Istri kalian itu bagaikan ladang, maka tanamilah sesuka hatimu,” (QS. Al-Baqarah ayat 223).
(Msh)