Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Populer
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
Home Khazanah

Menyikapi Wabah Dengan Penuh Keimanan

Eko Pujianto
Jumat, 22/01/2021 20:31
Ustad Masrul Aidi

Ustad Masrul Aidi

Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Indonesiainside.id, Jakarta – Rasulullah menyikapi wabah yang sedang berlangsung dengan kembali ke Al Quran. Ingatkanlah dengan berulang-ulang karena mengingatkan berulang bermanfaat bagi orang Islam. Ini demi mengarahkan kita kepada hidayah.

Hal itu disampaikan Ustad Masrul Aidi, Pimpinan Dayah Babul Maghfirah Kuta Baro, Aceh Besar pada pengajian KWPSI di Aula Seramoe Jurnalis Aceh, Kantor PWI Aceh, Banda Aceh, Rabu (20/1) malam.

“Kita berjuang dengan kapasitas yang tinggi dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa tahun lala saya diundang di BPBA, ikut diskusi tentang bencana. Banyak yang lain bicara fisik dalam menanggapi bencana di Aceh. Ketika saya diberi kesempatan, saya menyampaikan tentang SOP kebencanaan dengan mencari keridhaan dan mengurangi kemaksiatan,” ujarnya.

Dikatakan, ada sebagian menghindari bencana dan kemaksiatan dengan pola pola pikir di negeri. Kebanyakan masyarakat menganggap tidak ada kaitan dengan bencana dan kemaksiatan. Pada hal ini jelas, ada kaitan antara maksiat dan kebencanaan yang terjadi.

Baca Juga:

Apakah Ada Kaitan Vaksinasi Covid-19 dengan Hepatitis Akut pada Anak?

PPKM Jawa Bali Diperpanjang, Warga Diimbau Patuhi Prokes

“Belum ada lembaga yang menyuruh menjaga jarak di tempat kemaksiatan. Tugas saya hanya menyampaikan. Coba kita lihat kalau orang buat maksiat di Pantai Ulee Lheue disuruh jaga jarak, sehingga maksiat itu tidak akan terjadi,” ungkapnya lagi.

Namun, kalau lihat saat ini sangat terbalik, orang yang melakukan kebaikan dan melaksanakan salat di masjid dibuat jaga jarak meter malah lebih

Diceritakan, suatu hari, Rasul pernah menyuruh karantina bila terjadi wabah. Begitu juga kita dilarang masuk dan keluar bila suatu daerah sedang ada wabah.

“Di Indonesia dan Aceh ketika wabah belum masuk ke negara kita tidak duluan dilarang. Namun setelah terjadi wabah baru dilakukan lockdown,” paparnya.

Sambungnya, bagaimana penerbangan tidak ditutup namun ditutup setelah terjangkit wabah. Masjid ditutup duluan. Padahal masuk masjid ambil wuduk. Masjid bisa jadi tempat evakuasi dan tempat singgah.

“Dalam Islam dianjurkan kita untuk ikhtiar. Artinya usaha lebih baik di antara pilihan lain. Ikhtiar agama kita tidak diterima dengan baik. Ada tindakan yang salah dari kita karena tidak melibatkan Allah setiap kejadian yang ada,” kata Ustad Masrul.

Pertanyaannya apakah ada kematian yang ada itu tidak diketahui oleh Allah itu tidak mungkin. Bunga saja yang jatuh diketahui Allah. Kalau kata bunuh sudah pasti membunuhmu.

Ini lah pemahaman yang beda. Seperti iklan rokok membunuhmu. Kadang di salah pahami yang merokok tidak mematikan. Pada hal jelas ditulis membunuhmu.

Lanjutnya lagi, shalat di rumah karena pandemi ada yang disalahkan dan dianggap tidak sah inilah karena pemahaman untuk disampaikan secara komprehensif kepada masyarakat.

“Menguap saja dianjurkan untuk tutup mulut. Sekarang mau tutup dengan tangan dan ditutup dengan siku. Ketika ditutup siku dianggap bisa menular dan sekarang dibolehkan dengan kepala tangan untuk salaman,” jelasnya lagi.

Sekarang harus jaga jarak, kadang dengan istri kita terpaksa jaga jarak. Sekarang kalau kita lihat bisa hilang akal sehat dan aqidah selama pandemi COVID-19.

Tradisi sedekah bila di terapkan oleh masyarakat, terutama makanan itu dibagi bagikan. Sehingga makanan selalu ada masyarakat dengan adanya sedekah makanan.

“Tahap vaksinasi sudah memfatwakan halal tidak ada masalah. Tingkat masyarakat jangan takut namun masih sedih karena ini masih ada pejabat yang mengeluarkan penyataan tidak mau divaksin,” tegasnya.

Ia menilai kepercayaan sudah kurang terhadap pemerintah. Sehingga masyarakat tidak mau mengikuti apa yang disampaikan dan dijalani oleh pemimpin.

Nabi tidak akan mengunjungi orang yang sakit apabila sudah lebih tiga hari. Hal ini untuk membuat si pasien bisa istirahat apalagi baru pulang dari rumah sakit.

“Pemerintah bagaimana harus patuh kepada ulama. Sehingga masyarakat juga akan patuh. Kalau ada kritikan kepada pemerintah bukan karena benci akan tetapi memberikan masukan dan balasan yang baik dari Allah,” tutupnya.

Ditambahkan Ustad Masrul, kebatilan tidak akan menang kecuali diamnya orang orang baik.(EP/Ant)

Tags: vaksin Covid-19Vaksinasi Covid-19varian baru covid-19
Berita Sebelumnya

Pengguna Jalan Geger, Truk Tangki Penuh Elpiji Milik Pertamina Bocor

Berita Selanjutnya

KPK Perpanjang Penahanan Edhy Prabowo

Rekomendasi Berita

Embarkasi Jakarta-Pondok Gede Akan Berangkatkan 11.152 Jamaah dari 29 Kloter
Headline

Embarkasi Jakarta-Pondok Gede Akan Berangkatkan 11.152 Jamaah dari 29 Kloter

18/05/2022
Imlek, Menag Mewanti-wanti Masyarakat Tionghoa Tetap Taat Prokes
Khazanah

Menag Bertolak ke Saudi: Saya Ingin Pastikan Semua Layanan Haji Sudah Siap

18/05/2022
Jangan Remehkan Uang Receh, Suami Istri di Aceh Daftar Haji dari Pecahan Seribuan
Headline

Jangan Remehkan Uang Receh, Suami Istri di Aceh Daftar Haji dari Pecahan Seribuan

18/05/2022
828 Petugas Haji Mulai Diberangkatkan ke Arab Saudi Akhir Mei 2022
Headline

828 Petugas Haji Mulai Diberangkatkan ke Arab Saudi Akhir Mei 2022

18/05/2022
Pelunasan Biaya Haji Berjalan Terus, tapi Dibatasi Hanya Lima Orang Setiap Hari
Headline

Menag: Pemerintah Subsidi Biaya Haji bagi Jamaah

18/05/2022
Jika Ibadah Haji 2020 Dibatalkan, PB FKAPHI: Kan Tidak Ada Ruginya
Headline

Menag: Layani Para Tamu Allah Sebaik-baiknya

17/05/2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Panglima Kopatrev Pantang Mundur Hingga Ruhut Sitompul Diproses

Panglima Kopatrev Pantang Mundur Hingga Ruhut Sitompul Diproses

18/05/2022 15:31 WIB
Singapura Memusuhi Umat Islam Indonesia?

Singapura Memusuhi Umat Islam Indonesia?

18/05/2022 13:25 WIB
Ustaz Slamet Maarif

Ada Intelijen Hitam Dibalik Pendeportasian UAS?

18/05/2022 11:39 WIB
Tak Shalat Jumat Tiga Kali Apakah Kafir? Begini Penjelasan UAS

Negara Kecil Sombongnya Kelewatan

18/05/2022 11:52 WIB

Risalah

Pengobatan ala Nabi Muhammad
Headline

Nur Muhammad Ada Sebelum Penciptaan Alam, Begini Pandangan Muhammadiyah

17/05/2022
Jadilah Imam atau Makmum yang Bijak, Jangan Suka Ngoceh apalagi Menyebar Fitnah!
Headline

Jadilah Imam atau Makmum yang Bijak, Jangan Suka Ngoceh apalagi Menyebar Fitnah!

11/05/2022
Puasa Mengajarkan Kita Beriman kepada yang Ghaib
Headline

Boleh Shalat Tahiyatul Masjid di Waktu Terlarang Menurut Imam Syafi’i

11/05/2022
Cantik dan Sucinya Para Bidadari Surga
Headline

Hati adalah Rumah Kebaikan, jika Ia Rusak Akan Membinasakan

07/05/2022

Berita Terkini

Haedar ke Buton Resmikan Bangunan Megah UMB: Institusi Pendidikan Belum Terintegrasi antara Pemerintah dan Swasta

Embarkasi Jakarta-Pondok Gede Akan Berangkatkan 11.152 Jamaah dari 29 Kloter

Rais Syuriah PBNU Juga Pernah Diperlakukan Tidak Beradab di Singapura

Panglima Kopatrev Pantang Mundur Hingga Ruhut Sitompul Diproses

Fadli Zon Sebut Singapura Terpapar Islamophobia dan Rasis

99,2 Persen Warga Miliki Antibodi Baik, Masker dan Tes PCR Tak Perlu Lagi

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Jagad Unik
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved