Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Adian Husaini meminta agar ummat Islam meneladani kehidupan Mohammad Natsir. Menurut Adian, Mohammad Natsir memiliki tradisi intelektual yang panjang.
Salah satu nasihat Natsir kepada ummat Islam adalah, jangan mencintai dunia secara berlebihan. Menurut Natsir, karena hal itu dapat merusak dan menghancurkan ummat Islam di Indonesia. “Kata beliau, kita akan bernasib seperti di Spanyol di mana umat Islam terusir, kalau kita tidak mampu menyelesaikan ini” ujar Adian Husaini dalam acara memperingati Mosi Integral Natsir yang diselenggarakan Fraksi PKS DPR RI, Sabtu (3/4/2021).
Dia juga disebut sebagai sosok yang memiliki keteladanan luar biasa sehingga mampu melobi tokoh-tokoh nasional maupun negara bagian Republik Indonesia Serikat (RIS). Tujuannya agar sepakat dan bersatu mengembalikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kesuksesan mosi integral ini tak lepas dari cara pandang beliau yang integral, sudah melihat keindonesiaan dan keislaman sebagai satu kesatuan. Semua ditunjang oleh integritas akhlak dan kecerdasan intelektual beliau,” ujarnya, dikitip dari situs resmi Fraksi PKS.
Di usia 30 tahun, M Natsir sudah menulis makalah mengenai pemikiran Imam Ghazali yang sangat ilmiah dan berat untuk dipahami. M Natsir juga mampu membantah sekulerisme yang diusung oleh tokoh-tokoh di zaman itu hingga sampai ke akar filosofisnya.
Ditambah lagi, M Natsir memiliki tiga guru hebat yang menghiasi khazanah pemikiranya. Ketiganya ini juga merupakan tokoh pergerakan Islam sejak zaman kolonial.
“Mereka adalah Agus Salim, Syaikh Ahmad Surkati dan A Hassan. Agus Salim sendiri adalah murid dari Syaikh Ahmad Khatib Minangkabawi yang merupakan Imam Besar Masjidil Haram. Sementara itu, Syaikh Ahmad Surkati dan A.Hassan adalah tokoh reformis Islam yang berperan dalam dakwah Islam di zaman kolonial” ujar Adian Husaini.
Selain itu, Adian juga menggariskan integritas moral yang dimiliki oleh Mohammad Natsir. Beliau baginya adalah tokoh yang ikhlas dan tidak mengejar harta maupun popularitas.
“Beliau itu sejak awal ingin mendidik umat, ingin membangun universitas Islam dan beliau melakukan itu tanpa dibayar. Bahkan, beliau menolak mengambil beasiswa ke luar negeri karena ingin terjun langsung untuk mendidik umat tersebut” ujar Adian Husaini.
Menurut Adian, integritas dan kecerdasan intelektual Natsir yang akhirnya membuat tokoh-tokoh RIS percaya dengan beliau. Hanya dalam 2,5 bulan, beliau mampu meyakinkan mereka semua untuk bergabung dengan NKRI. (Aza)