Indonesiainside.id, Jakarta—Sejak dunia dilanda wabah Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini, banyak orang yang mengalami tekanan mental dan perasaan yang rata-rata tidak bisa lagi menjalani kehidupan seperti biasanya. Dalam menghadapi norma-norma baru, banyak orang masih terpengaruh oleh situasi ini.
Bahkan, ada yang rela bunuh diri di dek karena sudah tidak sanggup lagi melanjutkan hidup dan merasa bahwa kematian adalah akhir dari semua masalah dan stres yang mereka hadapi. Untuk mengatasi situasi ini, penulis menghadirkan unsur psikospiritual Islam yang merupakan metode yang dapat diterapkan oleh setiap individu dalam mengatasi era pandemi yang penuh tantangan ini.
Psikospiritual Islam adalah disiplin ilmu yang memadukan unsur psikis dan spiritual berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Ilmu ini berfokus pada unsur tauhid sebagai landasan dalam pembangunan dan pengobatan penyakit terkait spiritual manusia.
Dengan kata lain, psikospiritual Islami adalah metode atau cara yang digunakan untuk menghadapi masalah sosial atau internal yang terjadi di masyarakat dengan menerapkan nilai-nilai spiritual agar jiwa manusia selalu tenang dan tabah menghadapi ujian dengan selalu mengingat Allah SWT.
Nilai-nilai spiritual memungkinkan manusia memiliki akhlak dan perilaku yang baik serta melestarikan nilai-nilai tersebut terlepas dari perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Doa taubat dan tahajjud
Diantara sunnah yang dilaksanakan Rasulullah ﷺ untuk memperkuat spiritual dan membentuk kekuatan pribadi sebagaimana tertuang dalam surat al-Muzzammil ayat 1 sampai 8. Sholat malam (qiyamullail) walaupun hanya sedikit selain membaca Al-Qur’an dengan tertib dan zikir. Spiritualitas ibarat raja dalam diri manusia yang akan menentukan baik buruknya individu.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Ingatlah dan bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila dagingnya baik maka seluruh tubuh itu baik dan jika dagingnya rusak maka seluruh tubuh akan rusak, ingat itu adalah hati.” (Al-Bukhari, Abi ‘Abd Allah Muhammad Ibn Ismail al Bukhari, Sahih al Bukhari, 12, hadits no: 52).
Maka dalam mengendalikan keadaan agar tidak berlarut-larut, psikologi manusia perlu direstorasi dan dibimbing oleh amalan-amalan spiritual yang merupakan benteng pertahanan yang kuat dalam diri manusia. Selain iman harus selalu dikuatkan, ilmu yang ditingkatkan dan akhlak yang baik tentu akan menghiasi seorang individu.
Diantara metode atau pengobatan psikospiritual Islami yang dapat dipraktikkan menurut al-Ghazali dalam membentuk manusia yang kamil atau sempurna.
Pertama, tazkiyyah al-nafs yang merupakan proses penyucian jiwa dari hal-hal yang keji dan najis akibat perbuatan jahat.
Kedua, mujahadah al-nafs adalah tekad untuk melawan hawa nafsu dan menghilangkannya. Cara tersebut dalam upaya melawan nafsu dan syahwat.
Membaca Al-Quran
Amalkan membaca Al-Qur’an di masa-masa sulit saat ini. Ada dua mujahadah, yaitu mujahadah al-akbar yang paling besar dan paling mulia karena melawan hawa nafsu sendiri dari berbuat dosa. Mujahadah al-asghar, di sisi lain, menentang orang-orang yang kafir dan musyrik kepada Allah SWT.
Nilai-nilai negatif dalam diri manusia seperti iri hati, cinta dunia, riyak, sombong dan lain sebagainya dapat dihilangkan melalui mujahadah al-nafs ini.
Ketiga, riyadah al-nafs, yaitu setelah proses penyucian, manusia harus berjuang dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh-Nya melalui latihan jiwa, seperti mengamalkan amalan spiritual yang telah disyariatkan dalam Islam. Imam Al-Ghazali membagi bentuk riyadah menjadi enam bagian, yaitu musyaratah (penetapan syarat), muraqabah (pengawasan diri), muhasabah (penilaian diri), muaqabat (penghukuman diri), Mujahadah (usaha sungguh-sungguh), Muatabat (penyesalan). dan menyalahkan diri sendiri)).
Masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam melatih jiwa manusia menuju kesempurnaan. Riyadah al nafs memang merupakan usaha yang sulit tetapi ketika sudah menjadi kebiasaan, orang akan tetap berpegang pada satu kebiasaan itu.
Cara ini dilaksanakan dengan selalu mengutamakan ibadah wajib diikuti dengan khitanan kemudian memeliharanya atau terus melakukannya.
Bersedekah
Selalu biasakan diri Anda untuk bersedekah. Di bawah ini amalan yang bisa dilakukan adalah:
- Melaksanakan shalat taubat dan tahajud
- Meningkatkan zikrullah (mengingat Allah)
- Membangun Qiamullail
- Membaca Al-Qur’an
- Meningkatkan pengetahuan melalui ceramah atau tazkirah di media massa
- Temani orang sholeh
- Selalu biasakan diri untuk bersedekah
Maka marilah kita bersama-sama memperkuat jiwa dan mengisinya dengan unsur-unsur spiritual yang akan memperkuat kekuatan rohani dan jasmani dalam melanjutkan hidup yang penuh tantangan hari ini. Selain membuat diri Anda menjadi manusia yang bahagia setiap hari.
Bertepatan dengan kalamullah yang artinya: “Orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji Allah, bepergian, rukuk, sujud, menyuruh mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan memelihara hukum-hukum Allah. Dan bergembiralah orang-orang mukmin.” (Surat at-Taubah:112). (Dr. Norhashimah Yahya, mstar/NE)