Indonesiainside.id, Gaza– Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah, berharap para tawanan politik Palestina segera dibebaskan oleh Kerajaan Arab Saudi dan berkas-berkas mereka segera ditutup. Permintaan ini disampaikan Hamas menyusul laporan bahwa pengadilan Saudi dijadwalkan mengadakan sidang untuk tawanan Palestina di penjara Saudi mulai Ahad mendatang.
“Harapan kami mengacu pada sikap historis kerajaan Saudi dalam mendukung Palestina, serta dukungan Pelayan Dua Masjid Suci [Raja Salman] kepada rakyat Palestina dan tujuan perjuangan mereka,” kata Haniyah dikutip Middle East Monitor (MEMO). “Kami berharap pemeriksaan ini berakhir dengan pembebasan semua tawanan Palestina, yang dipimpin oleh Dr Mohammed Al-Khodari (Abu Hani),” tambah Haniyah.
Al-Khodari (82 tahun) dan putranya, Hani, telah ditahan di Saudi sejak awal 2019. Abu Hani menderita kanker prostat dan membutuhkan perawatan medis, yang tidak diberikan kepadanya di penjara.
Pada bulan April, pasukan keamanan menggerebek rumahnya dan menginterogasi istrinya yang berusia 70 tahun, Wejdan. Mereka memaksa Wejdan untuk menandatangani perjanjian yang mencegahnya berbicara tentang kondisi suaminya kepada media dan menyita teleponnya.
Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia internasional, Amnesty International (AI), telah meminta Raja Arab Saudi Salman Bin Abulaziz al Saud untuk segera mengambil tindakan menyelamatkan nyawa tahanan Palestina Dr Mohammed al-Khodari. Lembaga HAM itu mendesak dukungan untuk menghubungi kantor raja melalui faks atau di Twitter guna menyoroti kesehatan al-Khodari yang terus memburuk di penjara Abha, Arab Saudi.
Saat ditangkap pada 4 April 2019, dia menjalani perawatan kanker. Lembaga HAM itu khawatir kesehatannya meningkat dengan pandemi Covid-19. Dalam pernyataan sebelumnya, Hamas mengatakan terdapat sekira 60 warga Palestina yang ditahan di Arab Saudi, termasuk Al-Khodari dan putranya.(NE)