Indonesiainside.id, Jakarta— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah Dr Cholil Nafis, MA menanggapi penyataan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman yang mentakan semua agama sama benar. Menurut Cholil Nafis, TNI sebagai elemen menjaga kedaulatan bangsa sudah benar, yang tidak berpihak.
Namun Kiai Cholil Nafis menegaskan, setiap agama punya tata-cara berbeda, dan tidak bisa disamakan. “Yg saya tangkap dari arahan Letjen itu kpd para Prajurit itu agar TNI berada di tengah dan mengayomi semua umat beragama. Bukan berarti semua agama itu sama2. Krn sdh jelas masing2 agama itu punya keyakinan dan ritual yg berbeda, ya pasti berbeda,” ujarnya melalui akun twitter dan instagramnya @cholilnafis, Kamis (16/9).
“Bagi kami umat Islam yg benar adalah hanya agama Islam. Kita wajib meyakininya agar iman menancap di hati. Hanya dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara kita harus punya bertoleransi kpd umat beragama lain,” tambahnya.
Menurutnya, posisi TNI dan pemerintah tentu mengayomi semua umat beragama. Meski demikian, dalam toleransi tidak dikenal menyamakan yang sudah berbeda atau membedakan hal yang sama, katanya.
“Yg sama jangan dibeda2-kan dan yg beda jangan disama2-kan. Hanya kita perlu saling memahami dan menghargai. Begitu toleransi,” demikian tulisnya.
Bahakan ini juga dilanjutkan dalam wawancara di kalan Youtube Hersubeno Point, Kamis (16/9). Dalam obrolan itu ia mengajak berfikir kepada orang yang selalu mengatakan semua agama sama benar di mata Tuhan.
“Bagaimana bisa mengetahui di mata tuhan benar? Dan bagaimana caranya? Dan Tuhan yang mana yang dimaksud? “ katanya.
Contohnya saya punya istri, orang lain punya istri. Saya akan mengatakan, istri saya yang paling cantik. Tapi jangan mengatakan istri orang lain jelek.
Tashamuh itu tidak menyamakan yang sudah berbeda. Tetapi jangan anti-toleransi, jangan menyamakan yang sudah beda.
Kiai Cholil Nafis juga menyinggung, bahwa MUI Pusat tentang pluralisme agama, sebuah paham yang menyamakan bahwa semua agama sama benar. “MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang pluralisme, yang menyamakan semua agama benar. Semua umat beragama sama benar itu harus diluruskan. Jadi kita harus adil,” katanya.
Istilah adil ini, kata Kiai Cholil, yang banyak disalahpahami. Menurutnya, dalam Islam itu adil sama dengan proporsianal (menempatkan sesuatu pada tempatnya).
Sebelumnya, MUI Pusat telah mengeluarkan fatwa Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa pluralisme agana (suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama), sekularisme dan liberalisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. (NE)