Indonesiainside.id, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmijdi mengungkapkan cita-citanya untuk melahirkan 5.000 hafiz dan hafizah selama menjabat. Karena itu, dia meminta pengelola pondok pesantren mengarahkan santrinya menjadi penghapal Qur’an.
“Saya mempunyai program melahirkan 5000 Hafiz dan Hafizah. Dan saat ini kita sudah menghasilkan sekitar 500 penghapal Quran dan tahun depan ditargetkan 1.000 sampai 2.000 orang dan rata-rata mereka masih muda dan paling muda itu adalah 9 tahun, kita harapkan nanti ada yang lebih muda lagi,” kata Sutarmidji saat menghadiri kegiatan Dzikir dan Doa bersama Santri pada peringatan Hari Santri Nasional di Pontianak, Jumat malam (22/10).
Menurut dia, setiap semester pihaknya akan melakukan wisuda penghapal Qur’an agar ke depan semakin banyak masyarakat Kalbar yang mampu menghapalkan Qur’an dan membentuk generasi muda Qur’ani. Dia juga berharap santri di Ponpes agar kalah dengan siswa yang mengenyam pendidikan formal lainnya. Para santri harus bisa menjawab setiap tantangan yang ada dan harus mampu menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan umum.
“Santri ini memiliki kelebihan, di mana dengan ilmu agama yang dipelajarinya dia bisa membedakan yang hak dan yang bathil, sehingga akan lebih mudah untuk mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Sutarmidji.
Dirinya juga berharap pesantren di kelola dengan profesional dan modern serta lebih baik, termasuk dari sisi tampilan harus semakin baik. “Di setiap pesantren harus ada keterampilan, baik di bidang usaha, entah itu peternakan, perkebunan dan lain sebagainya agar bisa menjadi tempat berlatih para santri dan menjadi lebih mandiri. Kita akan mendorong pemerintah pusat untuk melakukan pengalihan lahan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan oleh pesantren,” katanya.
Ditempat yang sama, Kanwil Kemenag Kalbar Syahrul Yadi mengatakan, di Kementrian Agama akan ada Dirjen Khusus yang menanganai Pondok Pesantren. Sehingga ke depan diharapkan Pondok Pesantren bisa mendapat perhatian penuh dari pemerintah, melalui Kemenag.
“Sesuai dengan amanat dari Kemenag pada peringatan Hari Santri Nasional tahun ini, Pondok Pesantren diharapkan bisa membentuk jiwa entrepenuership para santrinya. Agar ketika mereka sudah selesai, mereka bisa menjadi bagian dari masyarakat Ekonomi Syariah yang diharapkan menjadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah yang membumi,” katanya.
Syahrul mengatakan, Pondok Pesantren harus mampu melahirkan lebih banyak wirausaha dari kalangan santri, yang menggerakkan perekonomian yang inklusif. Karena itu, pihaknya harus mendorong munculnya lebih banyak entrepreneur/wirausahawan dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren.
“Saat ini, jumlah santri 33.200 orang se-Kalbar jika 80 persen saja bisa menjadi wirausaha setelah selesai mondok, maka akan banyak pengusaha baru yang dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan,” katanya. (Aza/Ant)