Indonesiainside.id, Yogyakarta — Masjid memainkan peran besar dalam peradaban, khususnya peradaban umat Islam. Berkaca dari Rasulullah yang menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan, maka sudah seharusnya ummat Islam lebih memprioritaskan kegiatan di masjid dibandingkan dengan pembangunan fisik semata.
Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, Gatot Supangkat mengingatkan, ketika membangun masjid jangan melupakan aspek lingkungan. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga keberlangsungan lingkungan, dan itu termasuk juga dalam ajaran Islam.
Karena itu MLH saat ini sedang melakukan revitalisasi peran masjid. Termasuk masjid sebagai pusat pencerahan untuk keberpihakan terhadap lingkungan. Kebanyakan ummat Islam ketika membangun masjid, mereka menginginkan masjid yang besar dan cantik. Namin, seringkali keinginan tersebut tidak dibarengi dengan keberpihakan dan kesadarannya terhadap lingkungan, yang oleh publik disebut dengan masjid ramah lingkungan.
“Permasalahan lingkungan yang telah kita ketahui bahwa permasalahan lingkungan ini adalah permasalahan perilaku, bukan permasalahan teknis – teknologis. Maka sangat tepat kalau ini kita kembangkan, kita mulai lagi dari masjid,” ungkapnya pada (19/11) di acara Webinar MLH PP Muhammadiyah “Masjid Ramah Lingkungan (Eco-Mosque, Green Mosque, dan Smart-Mosque)”.
Besar harapan MLH kembali menjadikan masjid sebagai rujukan umat dalam menjalankan perannya sebagai khalifah fil ardh. Sesuai kredonya “Sejuk Bumi ku, Nyaman Hidup ku, Aman dan Tentram Masa Depan Anak Cucuku”, MLH PP Muhammadiyah dalam setiap gerakannya mengusung tema utama yaitu “Gerakan Muhammadiyah Menyejukkan Bumi”. (Aza)