indonesiainside.id, Makassar–Memberikan pendidikan terbaik pada buah hati, merupakan impian bagi semua orang tua. Mereka akan mencari sekolah yang sesuai dengan akidah, agar kelak anak-anak bisa sukses, baik di dunia maupun akhirat kelak.
Sekolah Islam terpadu merupakan sekolah incaran bagi banyak orang tua. Tidak heran, di Indonesia bahkan di kota Makassar pada khususnya, sekolah Islam mulai menjamur dari TK hingga tingkat SMA. Para orang tua siswa bahkan berjuang untuk bisa memasukkan anaknya belajar di sekolah Islam, meskipun dengan biaya yang cukup mahal.
SDIT Cobig, salah satu sekolah Islam di kota Makassar, terus berusaha memberikan yang terbaik pada peserta didiknya dengan mengutamakan pendidikan akidah, akhlak dan hafalan hadist.
“Untuk memberikan pendidikan yang terbaik, tentunya kami mengusahakan memperbaiki kualitas tenaga pengajar. Para guru diwajibkan mengikuti taklim sekali sepekan dan wajib belajar bahasa Arab,” ujar ustaz Sufirman, Ketua Yayasan Pendidikan Cobig Indonesia (YPCI), dihadapan orang tua siswa, Sabtu ( 25/12/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, jika para guru tidak belajar tauhid dan bahasa Arab, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan pendidikan kepada anak didiknya. “Insya Allah, semua guru di SDIT Cobig berkualitas,” jelasnya.
Selain memperbaiki tenaga pengajar dan kualitas pendidikan, pihak SDIT Cobig juga menyediakan fasilitas penunjang bagi anak didiknya mulai dari tingkat TKIT hingga SMA. Sebagai sekolah berbasis Islam, Cobig sudah menyiapkan gedung terpisah antara akhwat dan Ikhwan.
Kepala Sekolah SDIT Cobig, Syamsul Bahri menambahkan, pendidikan akhlak dan adab bagi anak usia dini sangat penting. Apalagi diera perkembangan zaman saat ini, anak-anak perlu diajarkan berprilaku sopan.
Menurut Syamsul Bahri, perbaikan kualitas harus dimulai dari tenaga pengajar. Guru sebagai cerminan dari anak didiknya harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Islam, berpendidikan tinggi dan berprilaku baik.
“Disini kita menerapkan sistem evaluasi pada guru. Setiap pekan kita menstimulus guru dalam menangani kekurangan, kita mengkaji kenapa bisa kurang,”jelasnya. Evaluasi terhadap guru kata dia, akan dilakukan setiap saat.
Tenaga pendidik juga diminta untuk terus memantau para siswa saat mereka libur. “Jadi mereka ada grip kelas masing-masing, meskipun libur kita sarankan guru tetap murajaah hafalan siswanya,” katanya diakhir wawancara. (Aza)