Oleh: Anisa Tri Kusuma
Kebanyakan kasus keracunan makanan sering disebabkan oleh kecerobohan dalam mengolah bahan makanan.
Indonesiainside.id, Jakarta — Memasak makanan adalah salah satu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam aktivitas keseharian semua orang. Namun, tidak semua orang mengerti bahwa ternyata dalam mengolah makanan tertentu, ada banyak hal yang harus diperhatikan agar kandungan gizi selalu terjaga, dan kita dapat mendapatkan manfaat sempurna dari bahan makanan tersebut.
“Riset membuktikan ternyata orang tidak terlalu berhati-hati dalam mengolah makanan seperti yang seharusnya,” tuturJanet B Anderson, RD, profesor klinik bidang nutrisi dan ilmu makanan di Utah University.
Berikut adalah beberapa kesalahan pengolahan makanan yang bisa menyebabkan keracunan. Lalu, hal-hal apa saja yang kita anggap normal tapi ternyata bisa merusak makanan hingga menyebabkan keracunan?
Meninggalkan Sisa Makanan di Atas Kompor Menyala
Tujuannya mungkin agar makanan tetap hangat, namun, cara ini justru akan merusak makanan tersebut. Menghangatkan makanan yang dikira bisa mengurangi timbulnya racun, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Aturan yang benar adalah, simpan sisa makanan di dalam kulkas, dan hangatkan ketika jam makan hampir tiba. Setelah dihangatkan, simpan sisa makanan yang masih hangat dalam wadah kecil supaya makanan lebih cepat dingin. Dan jangan penuhi kulkas dengan wadah berisi makanan, sebab, kulkas yang penuh tidak bisa mengeluarkan udara dingin dengan efisien.
Hanya Mencuci Buah Yang Kulitnya Bisa Dimakan
Padahal, buah yang kulit dan bijinya tidak bisa dimakan, seperti pisang dan melon, memiliki bakteri bisa berpindah dari kulit luar ke daging buah, melalui pisau. Kesimpulannya, semua jenis buah-buahan harus dicuci. Dan alangkah lebih baik jika Anda menyiapkan pisau dan talenan khusus untuk memotong buah.
Langsung Mencuci Sayuran
Saat membawa sayuran segar pulang dari swalayan atau pasar, kita jadi ingin langsung membersihkannya dan menyimpannya dalam kulkas. Namun, kebiasaan ini justru bisa menyebabkan tumbuhnya jamur dan mikroba. Menurut Linda J Harris, PhD, Direktur Riset Keamanan Makanan Western Institute, University of California, penyebabnya adalah kelembaban yang tertinggal dari air cucian.
Oleh karena itu, sebaiknya bersihkan sayur tepat sebelum kita mengolahnya. Jangan gunakan sabun pembersih buah karena dapat meninggalkan residu yang berbahaya.
Memanggang Daging Hingga Terlalu Matang
Penelitian di Kansas University mengatakan bahwa mata kita tidak bisa digunakan sebagai ukuran matang tidaknya sepotong daging. Contohnya, daging yang dibekukan akan cepat berubah warna menjadi coklat saat dimasak, meski sebenarnya belum benar-benar matang. Sebaliknya, beberapa jenis daging cincang segar bisa tetap berwarna merah muda saat mencapai tingkat kematangan yang sempurna.
Satu-satunya cara untuk mengetahui tingkat kematangan daging yang benar, adalah dengan menggunakan termometer daging. Daging disebut matang, kalau suhunya sudah 71 derajat Celsius atau lebih saat dimasak, dan jika dirasa daging yang dimasak belum cukup matang dan ingin memasaknya lebih lama, cuci dahulu termometer daging sebelum digunakan kembali untuk menghindari terjadinya kontaminasi. (KBB)