Oleh: Anisa Tri Kusuma
Indonesiainside.id, Jakarta — Dame Judi Dench, aktris pemeran M di film James Bond, mengaku tengah menderita penyakit mata degeneratif. Dalam sebuah wawancara dengan radio Times, Dame mengaku ia sudah mulai berhenti mengemudi.
“Beberapa tahun yang lalu saya berhenti mengemudi, yang merupakan salah satu momen paling traumatis dalam hidup saya,” ujarnya seperti yang dikutip dari Daily Mail.
Dame mengaku, akibat penyakit yang dideritanya tersebut, mengurangi aktifitas sehari-harinya.
“Saya sudah tidak bisa membaca buku, mengisi teka-teki silang, tidak bisa membaca buku” ujar Dame.
Penyakit yang diderita Dame adalah macular degeneration, yakni gangguan mata yang memengaruhi kemampuan untuk melihat, dan merupakan penyebab utama kebutaan. Penyakit ini, biasanya terjadi pada orang lanjut usia.
Mengenal Penyakit Degeneratif Mata
Age-Related Macular Degeneration (AMD) adalah sebuah penyakit mata yang paling umum dijumpai pada orang berusia di atas 50 tahun. Kondisi ini lebih umum dijumpai di negara-negara Barat daripada di Asia.
Penderita penyakit ini, menyerang area penglihatan. Penderita akan merasakan gejala sulit untuk membaca atau mengenali wajah, dan mengemudi. Namun, penglihatan di luar area tengah pandangan Anda (penglihatan periferal) masih memungkinkan Anda untuk tetap melanjutkan aktivitas sehari-hari.
Gejala macular degeneration sering tidak terlihat sebelumnya. Pada tahap awal, penglihatan akan terasa memburuk meski sudah memakai kacamata. Bisa juga muncul kesulitan mengenali wajah, gambar, atau pun ekspresi orang lain. Namun, seringkali keluhan tidak dirasakan ketika hanya satu mata yang mengalami. Penderita mungkin baru merasa terganggu setelah kedua mata terkena. Biasanya macular degeneration berkaitan erat dengan penambahan usia. Tidak heran, kerap disebut pula sebagai age-related macular degeneration atau AMD.
Secara umum, macular degeneration terbagi menjadi dua tipe, yakni AMD kering dan AMD basah. Jenis pertama paling sering ditemui, namun sering tidak terdeteksi. Sedangkan macular degeneration basah lebih berbahaya, tapi lebih mudah ditangani.
Bagi mereka yang sudah berumur di atas 50 tahun, risikonya bertambah besar. Apalagi jika berjenis kelamin wanita serta perokok berat. Risiko juga membesar bagi mereka yang mengidap penyakit jantung, darah tinggi, obesitas, hingga mempunyai anggota keluarga yang mengalami. Meski begitu, penyebab utama macular degeneration belum diketahui dengan pasti. Perlu waktu 5 sampai 10 tahun sebelum AMD kering mencapai tingkatan parah. Gejala yang dirasakan biasanya melihat warna menjadi kurang jelas, sulit beradaptasi dengan cahaya redup, atau penglihatan menjadi samar.
Ada dua jenis AMD, yaitu:
1. Dry AMD
Merupakan bentuk paling umum dari kondisi tersebut. Sel-sel reseptor cahaya di retina berfungsi kurang baik seiring bertambahnya usia. Sel-sel tidak mengambil nutrisi yang cukup penting dan menjadi kurang efisien dalam berfungsi.
Hal tersebut menyebabkan deposito abnormal kecil, yang disebut drusen, yang berada di bawah retina. Seiring berjalannya waktu sel-sel retina mengalami degenerasi dan mati, sehingga menyebabkan hilangnya penglihatan.
Hal tersebut terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Dry AMD memiliki 3 tahapan, yaitu:
a. AMD awal: drusen kecil hingga menengah, tanpa gejala atau tanpa kehilangan penglihatan.
b. AMD menengah: gejala awal seperti kabur pada pusat penglihatan, dan membutuhkan cahaya yang lebih terang ketika membaca.
c. AMD lanjutan: kerusakan lebih luas dari sel-sel peka cahaya dan penglihatan memburuk.
2. Wet AMD
Wet AMD dialami sejumlah 10 hingga 15 persen dari kasus AMD. Wet AMD juga dikenal sebagai neovascular AMD karena melibatkan pertumbuhan pembuluh darah baru di belakang retina.
Pembuluh darah baru yang sangat rapuh tersebut mungkin akan mengalami kebocoran cairan atau darah, mengangkat, dan mendistorsi retina. Hal tersebut menyebabkan distorsi penglihatan dan jaringan parut yang menyebabkan hilangnya penglihatan cepat.
Setiap orang yang memiliki kondisi yang mengarah pada perkembangan wet AMD mengalami dry AMD terlebih dahulu. Wet AMD dapat berkembang sangat cepat dan sulit diprediksi.
Penyebab AMD
Tidak jelas apa yang menyebabkan AMD, tetapi mungkin AMD disebabkan oleh kombinasi dari kerentanan genetik dengan faktor lingkungan. Orang-orang dengan riwayat keluarga memiliki peningkatan risiko, karena dapat membawa gen yang sama. AMD menjadi lebih mungkin pada orang lanjut usia, karena AMD berkembang dari waktu ke waktu. Penyakit lain dapat memperparah proses penyakit AMD dan menyebabkan kerusakan sel-sel di makula.
Gejala AMD
Gejala yang mungkin terjadi pada AMD, antara lain:
- Biasanya mengenai dua mata, meskipun satu mata mungkin akan terkena terlebih dulu. Mata yang baik biasanya mengkompensasi untuk mata yang telah terkena selama bertahun-tahun. Sehingga hal tersebut dapat menyamarkan fakta bahwa terdapat masalah pada penglihatan.
- Tidak ada rasa sakit atau kemerahan pada mata.
- Fokus dan ketajaman warna di daerah tepi sangat kurang.
- Setiap aktivitas yang memerlukan penglihatan yang detail dan jelas sangat terganggu.
- Pada tahap akhir yang telah parah, pasien dapat mengalami kebutaan.
Pengobatan AMD
Saat ini, tidak ada perawatan medis yang telah terbukti handal untuk mengobati dry AMD. Namun, beberapa hal yang dapat meminimalkan keparahan AMD, antara lain:
- Tidak merokok dan makan makanan yang sehat dapat membantu untuk memperlambat laju kerusakan.
Mengonsumsi suplemen diet secara teratur, seperti vitamin C, vitamen E, dan seng dapat membantu untuk memperlambat hilangnya penglihatan bagi sebagian orang yang sudah didignosa AMD. Dua zat makanan yang dikenal sebagai karotenoid lutein dan zeaxanthin, dalam beberapa kasus tampaknya dapat mengurangi perkembangan AMD. - Pencahayaan tambahan dapat membantu penderita AMD kering untuk dapat mengoptimalkan penggunaan sisa penglihatan mereka.
Ketika AMD berkembang, disarankan pengobatan sesegera mungkin. Pengobatan wet AMD dalam banyak kasus, dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dari penglihatan, dan dalam beberapa kasus membawa beberapa perbaikan penglihatan. Pengobatan wet AMD bertujuan untuk mengontrol pembentukan pembuluh darah baru yang bocor.
Ada 3 jenis pengobatan untuk wet AMD, antara lain :
1. Photocoagulation
Metode tersebut menggunakan laser panas untuk menutup kebocoran pembuluh darah, tetapi hanya dapat digunakan dalam sebagian kecil kasus di mana kebocoran tidak langsung di tengah makula.
Metode ini termasuk pengobatan destruktif yang dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya, dan pembuluh darah baru sering tumbuh kembali sesudahnya, sehingga memerlukan perawatan berulang.
2. Photodynamic therapy (PDT)
Menggunakan pengobatan berbasis cahaya untuk menutup kebocoran pembuluh darah. Metode ini melibatkan penyuntikan obat yang disebut verteporfin yang beredar dalam aliran darah dan melapisi bagian dalam pembuluh darah yang abnormal.
Metode ini tidak merusak jaringan sekitarnya tetapi perawatan berulang mungkin diperlukan.
3. Terapi dengan VEGF inhibitor
Dalam beberapa tahun terakhir pengobatan baru telah dikembangkan ditujukan untuk mengganggu proses pembangunan yang merusak pembuluh darah baru (neo angiogenesis) yang merupakan fokus pengobatan untuk wet AMD.
Beberapa obat menargetkan protein yang terlibat dalam proses tersebut, yang disebut faktor pertumbuhan endotel vaskular atau VEGF. Tingginya kadar VEGF dapat menyebabkan proliferasi pembuluh darah dan kebocoran cairan. Obat-obatan, yang dikenal sebagai VEGF inhibitor atau anti VEGF, perlu disuntikkan ke mata, tepatnya di bawah makula, jumlah suntikan bervariasi.
Meskipun dalam percobaan suntikan diberikan baik setiap 4 atau 6 minggu, pada prakteknya dokter harus memutuskan pengobatan yang paling tepat berdasarkan penilaian respon pasien terhadap obat. Terapi dengan VEGF inhibitor telah ditujukan untuk menghentikan hilangnya penglihatan dan dalam beberapa kasus untuk mengembalikan penglihatan.
Semoga artikel ini bermanfaat. (*/Dry)