Oleh: Anisa Tri Kusuma
Indonesiainside.id, Jakarta — Dalam rangka perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat yang jatuh pada 4 Juli, Nike seharusnya meluncurkan sneakers Air Max 1 versi terbaru. Namun, rencana itu batal lantaran gambar bendera AS yang menghiasi sneakers tersebut memicu kontroversi.
Pasalnya, lambang bintang dalam bendera tersebut, bukanlah bendera AS yang memiliki 50 bintang seperti saat ini, melainkan bendera AS versi lama yang hanya terdiri dari 13 bintang melingkar.
13 bintang yang melingkar, dikenal masyarakat Amerika sebagai ‘Bendera Betsy Ross’, bendera tersebut kerap diasosiasikan dengan pergerakan opresif dan rasisme.
Diberitakan New York Times, Nike membatalkan peluncuran sneakers tersebut setelah mendapat kritikan dari Colin Kaepernick, mantan pemain football yang juga aktivis dan duta produk Nike.
Mengutip The Wall Street Journal, Kaepernich mengatakan bahwa lambang bendera yang disematkan dalam rancangan sneakers itu terlalu ofensif karena memiliki hubungan dengan perbudakan.
Kritikan keras juga datang dari Gubernur Arizona Doug Ducey. Ia mengancam akan menolak ijin pembukaan pabrik Nike di daerahnya bila pabrikan produk olahraga tersebut tetap meluncurkan sneakers dengan bendera Betsy Ross.
Bendera yang tergambar di Air Max 1 dibuat pada 1792 silam. Pada tahun tersebut, perdagangan budak berkembang pusat dan anggota parlemen menyatakan bahwa mereka yang lahir dalam perbudakan akan budak seumur hidup.
Sejak saat itu bendera tersebut telah dikooptasi oleh kelompok ekstremis dan dipandang sebagai simbol nasionalisme kulit putih.
Nike melalui juru bicaranya, Sandra Carreon-John, mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut pendistribusian sneakers tersebut dihentikan karena ada kekhawatiran produk tersebut berpotensi menginterupsi suasana hari libur publik yang patriotis itu.
Berdasarkan kejadian tersebut, Nike telah mengonfirmasi bahwa sneakers ini tidak akan rilis. (*/Dry)