Oleh: Anisa Tri K
Indonesiainside.id, Jakarta – Pelawak Nunung menambah deretan selebriti yang terjerat narkoba. Dalam pengakuannya kepada polisi, Nunung mengaku sudah memakai narkoba jenis sabu sejak 20 tahun lalu. Hal ini sontak membuat banyak orang termasuk keluarganya sendiri terkejut.
Karena, selama ini, banyak yang mengidentikkan pengguna narkoba identik dengan tubuh kurus. Biasanya pecandu narkoba terlihat kurus. Namun, hal tersebut berbeda dengan Nunung. Ia justru memiliki tubuh gemuk, segar, dan tampak ‘sehat-sehat saja’.
Bahkan, Nunung masih produktif menjalankan profesinya sebagai komedian. Namun ternyata hal ini tidak selalu bisa dipastikan kebenarannya.
Menurut praktisi kesehatan jiwa dari Universitas Krida Wacana, dr Andri, SpKJ, FACLP, efek dari penggunaan narkoba tergantung pada jenis narkoba yang dikonsumsi. Jenis sabu merupakan jenis obat stimulan yang efeknya berlawanan dengan jenis heroin atau ganja.
“Sebenarnya itu terkait dengan jenis penggunaan narkoba yang sifatnya kayak heroin atau dulu namanya putau disebutnya, atau juga ada jenisnya kayak ganja, nyelonjor saja dia, rileks, beler, itu juga salah satu yang sering jadi masalah dulu,” ujarnya seperti yang dikutip dari detik health.
Menurutnya, penurunan berat badan karena penggunaan narkoba tergantung pada tingkat frekuensi konsumsinya. Karena sabu-sabu berefek terhadap penurunan berat badan, kini makin banyak orang yang mengonsumsinya dengan alasan ingin kurus.
Benarkah Sabu-Sabu Bisa Membuat Kurus?
Tidak seperti ganja yang akan membuat penggunanya lapar, metamfetamin justru menurunkan nafsu makan.
Sebuah studi dari University of Illnois menemukan, bahwa aktivitas makan lalat buah menurun 60–80 persen setelah diberikan metamfetamin. Lalat buah sering dijadikan percobaan dalam studi tentang dampak metamfetamin pada otak, karena memiliki efek toksikologi yang serupa dengan manusia dan mamalia lainnya.
Para periset juga mengatakan bahwa kadar trigliserida dan glikogen, (dua molekul yang berfungsi sebagai cadangan energi) lalat terus merosot saat berada dalam penggunaan metamfetamin.
Ini menunjukkan bahwa obat tersebut membuat lalat membakar lebih banyak kalori dari yang dikonsumsi. Dengan kata lain, mereka menjadi kelaparan.
Di samping itu, para peneliti menemukan bahwa menambahkan gula pada makanan lalat ternyata dapat memperlambat kematian.
Namun, mereka masih belum yakin mengapa ini bisa terjadi. Dugaan awal, karena gula mengisi cadangan energi lalat, atau mungkin ada sesuatu di dalam gula yang mengurangi toksisitas metamfetamin.
Memang benar, zat stimulan metamfetamin akan menurunkan berat badan, tetapi dampak jangka panjangnya tak akan bagus untuk kesehatan.
Daripada menggunakan narkoba, lebih baik melakukan cara yang lebih sehat jika ingin memiliki tubuh ideal. Seperti berolahraga secara rutin dan menerapkan pola makan yang baik.
Dengan ini, Anda akan memiliki berat badan ideal dengan bonus sehat jiwa raga, tanpa perlu menyentuh narkotika. (*/Dry)