Indonesiainside.id, Jakarta – Pesona keindahan pulau Dewata selalu menarik untuk dijelajahi. Salah satu spot alam itu terletak di Nusa Lembongan, sebuah pulau kecil di lepas pantai tenggara Bali, yang cepat menjadi tempat wisata Instagrammable.
Devil’s Tears atau Air Mata Setan, demikian industri pariwisata menamakan lokasi tebing-tebing curam ini. Ketika ombak menghancurkan batu-batu, mereka meledakkan semprotan air ke atas, dan memberikan latar belakang yang indah.
Waterblow atau hempasan air laut saat menghantam tebing dengan kekuatan besar ini tetap jadi atraksi yang disukai turis ke Lembongan. Bagi mereka yang gemar tantangan, menunggu momen datangnya hempasan air laut sebagai latar belakang menjadi alasan utama untuk datang ke tempat ini.
Mereka mendekat ke bibir tebing, sambil menunggu momen hempas air agar bisa membekukannya lewat foto. Frame yang dihasilkan memang terlihat dramatik, seperti tengah berada dalam bencana badai.
Warga sekitar menamakannya Sedok Gumblong. Sedok artinya teluk yang rendah dan Gumblong mengarah ke semacam empang tempat minum sapi-sapi yang digembalakan.
Tetapi dalam dua tahun terakhir, tujuh orang telah tersapu dari tepi tebing dan tiga orang telah meninggal dan penduduk setempat dan polisi mendesak para wisatawan untuk menjauh. Seperti yang diberitakan Daily Mail, Sabtu (2/11).
Turis asal China, Li Huiling (38) tersapu jauh dari tebing pada bulan Agustus ketika dia mengambil selfie di Devil’s Tears.
Kematiannya disaksikan oleh pemilik warung makanan, yang berusaha menyelamatkan turis tersebut.
Tapi sekali lagi, melihat pengalaman banyaknya korban baik meninggal atau terluka, paling baik adalah dengan mengambil posisi agak menjauh dari tebing. Tenang saja, tak akan mengurangi kekaguman keindahan ombak yang saling melompati tebing, mendengarkan suara perpaduan angin dan arus air dahsyat ini.
Air Mata Setan bisa jadi ‘air mata’ kebahagiaan bagi para pedagang lokal yang membuka warung dan pengusaha di sekitar Lembongan. Namun, ia juga bisa menjadi tragedi jika tidak berhati-hati saat mendekati tebing tanpa pengaman ini. Peningkatan upaya mitigas perlu terus ditingkatkan. Misalnya memastikan ada petugas di sekitar tebing dan memastikan pemandu wisata memberi cukup informasi soal keselamatan di kawasan wisata alam ini. (PS)