Indonesiainside.id, Jakarta – Tidak sedikit orang yang menghindari makan sayuran karena tidak suka oleh rasanya yang hambar. Baru-baru ini, para peneliti di University of Kentucky meyakini bahwa gen tertentu membuat senyawa dalam beberapa sayuran terasa pahit bagi sebagian orang, sehingga mereka menghindari sayuran bergizi dan menyehatkan jantung seperti brokoli, dan kubis. Seperti dikabarkan Healthline, selasa (12/11) orang-orang semacam itu juga mungkin memiliki kepekaan yang serupa saat mengonsumsi cokelat hitam, kopi, dan bir.
Faktor Gen Perasa
Manusia dilahirkan dengan dua salinan gen perasa yang disebut TAS2R38. Mereka yang mewarisi dua salinan varian yang disebut AVI tidak peka terhadap kepahitan bahan kimia ini. Tetapi mereka yang mewarisi satu salinan AVI dan satu salinan PAV sangat sensitif yang mendeteksi makanan pahit, ujar Jennifer L. Smith, seorang perawat terdaftar dan rekan pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Kentucky dan salah satu penulis studi pendahuluan.
Untuk studi ini, para peneliti menyelidiki kemungkinan bahwa hubungan ini ada pada orang dengan dua atau lebih faktor risiko penyakit kardiovaskular . Selama periode 3 tahun, mereka melakukan analisis data sekunder menggunakan sampel dari penelitian sebelumnya, yang menyelidiki interaksi gen pada orang yang berisiko penyakit kardiovaskular.
Mereka menganalisis kuesioner frekuensi makanan dari 175 orang.
Usia rata-rata responden adalah 52 tahun, dan lebih dari 70 persen di antaranya adalah perempuan. Mereka menemukan bahwa orang dengan bentuk gen PAV lebih dari 2 1/2 kali lebih mungkin untuk peringkat di bagian bawah sayuran yang dikonsumsi.
Studi ini dapat mengubah cara dokter mendekati orang yang disarankan untuk mengubah diet mereka agar memiliki sistem kardiovaskular yang lebih sehat.
“Asosiasi ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mengubah diet mereka untuk memenuhi pola makan yang sehat untuk jantung,” kata Smith.
Meski demikian, Smith mengatakan masih banyak penelitian yang perlu dilakukan tentang cara terbaik untuk mendorong orang makan sayuran. Kami berharap untuk menjelajahi jalan yang bisa diambil orang dengan gen ini untuk membuat makanan lebih enak bagi mereka,” katanya.
Dan Smith juga berharap informasi genetik ini bisa menjadi cara untuk mencari tahu sayuran mana yang mungkin lebih bisa diterima orang, dan untuk mengetahui rempah-rempah mana yang menarik bagi para supertaster (yang memiliki kepekaan terhadap rasa yang tinggi) sehingga lebih banyak sayuran yang dapat membuatnya lebih mudah untuk dimakan. (PS)