Indonesiainside.id, Jakarta – Publik tengah dikejutkan dengan pengakuan penyanyi Agnez Mo. Dalam sebuah sesi wawancara, Agnez mengakui jika ia tidak memiliki darah Indonesia, meskipun tercatat lahir dan besar di Indonesia.
Sontak, hal tersebut memancing komentar warganet. Mereka mempertanyakan identitas kebangsaan yang dimiliki Agnez. Menjawab kontroversi ini, melalui akun Instagram-nya, @agnezmo, ia mengunggah cuplikan video pada bagian ketika dia mengatakan memasukkan unsur budaya Indonesia ke dalam musiknya.
“Saya ingin mencoba memasukkan budaya Indonesia ke karya musik saya, video musik saya. Meskipun bukan di musik, tetapi ada di video musik saya,” kata Agnez dalam wawancara itu.
Dia memberi contoh mengenakan gaun batik di video musik “As Long As I Got Paid” serta gerakan tari Jaipong di lagu “Overdose”.
“Saya berharap bisa memperkenalkan budaya saya kepada dunia,” lanjut penyanyi bernama lengkap Agnes Monica Moeljoto tersebut.
Menyikapi hal ini, budayawan dan pelaku seni menyampaikan tanggapannya. Mereka mengkritisi tentang entitas kebudayaan yang dimaksud Agnez.
Sudjiwo Tejo
Seniman dan budayawan Sudjiwo Tejo memposting sebuah tweet lamanya. Di akun instagram miliknya, ia mengunduh tangkapan layar tentang perbedaan artis dan seniman.
“Tentang nasionalisme, kalau mau nge-bully itu ke seniman, Cuk. Jangan ke artis. Di Indonesia seniman & artis beda. Seniman banyak baca buku & kehidupan. Artis tidak dan glamor. Seniman berkarya nurutin hatinya. Artis berkarya nurutin selera pasar,” ujar Sudjiwo.
Alissa Wahid
Puteri alm Gus Dur, Alissa Wahid yang juga dikenal sebagai budayawan, ikut memberikan tanggapan mengenai kasus Agnez Mo.
Tidak setuju perasaan Agnezmo itu wajar. Tapi menyerangnya kiri kanan atas bawah itu berlebihan. Tidak setuju serangan kemarahan kepada Agnezmo itu wajar. Tapi membelanya sampai jungkir balik itu berlebihan.
Bangsa kita memang sedang perlu belajar untuk bersikap secukupnya.
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) November 26, 2019
“Tidak setuju perasaan Agnezmo itu wajar. Tapi menyerangnya kiri kanan atas bawah itu berlebihan. Tidak setuju serangan kemarahan kepada Agnezmo itu wajar. Tapi membelanya sampai jungkir balik itu berlebihan,” tulis Alissa di akun twitter nya pada Selasa (26/11).
Dian Sastro
Lain halnya dengan aktris Dian Sastro, dalam tweet nya, Dian membuat bagan teori antara pengetahuan dengan tingkat pemahaman kebudayaan seseorang.
Gue punya teori: bahwa rasa bangga kita sebagai bangsa Indonesia itu berbanding lurus dengan luas nya wawasan dan pengetahuan kita terhadap sejarah dan kebudayaan bangsa kita. pic.twitter.com/depzoSvZ9v
— Dian Sastrowardoyo (@therealDiSastr) November 26, 2019
“Gue punya teori: bahwa rasa bangga kita sebagai bangsa Indonesia itu berbanding lurus dengan luas nya wawasan dan pengetahuan kita terhadap sejarah dan kebudayaan bangsa kitakita,” tulis Dian.
Seorang warganet membalas teori Dian dengan menjelaskan jika ia merasa teori Dunning-Kruger effect lebih relevan.
aku lebih suka mempadankannya dengan Dunning-Kruger effect. Kalo wawasan masih dangkal jatuhnya overproud, kalo udah mendalam tuh jadi sadar ditengah kekurangan dan keberagaman Indonesia tetep utuh itu sungguh pencapaian yg luar biasa. pic.twitter.com/kG4VG9LuIL
— Kang Pam Setiawan (@PamungkasVins) November 26, 2019
“Aku lebih suka mempadankannya dengan Dunning-Kruger effect. Kalo wawasan masih dangkal jatuhnya overproud, kalo udah mendalam tuh jadi sadar ditengah kekurangan dan keberagaman Indonesia tetep utuh itu sungguh pencapaian yg luar biasa,” tulisannya. (PS)