Indonesiainside.id, Jakarta – Film Joker menjadi salah satu fenomena besar dalam industri perfilman Hollywood. Diganjar beragam penghargaan, hingga ketakutan akan kisahnya yang menginspirasi aksi kekerasan, film karya sutradara Todd Phillips menjelma menjadi salah satu film paling banyak dibicarakan tahun ini. Todd secara brillian mengemas kisah asal usul sang ‘pangeran kejahatan’.
Arthur Fleck sang tokoh utama, digambarkan sebagai komedian yang sakit mental, menjelma menjadi seorang kriminal paling ditakutkan oleh penduduk Gotham City. Joaquin Phoenix dengan cemerlang memerankan peran Joker dengan segala tantangannya. Mulai dari penurunan berat badan yang drastis hingga menciptakan tertawa khas yang mencekam, berikut rangkuman 5 fakta di balik layar film Joker seperti dilansir dari Screen Rent, Rabu (25/12).
Joaquin Phoenix: Tawa Joker adalah hal yang paling sulit untuk diperbaiki
Memerankan karakter Arthur Fleck bukanlah hal yang mudah. Phoenix mengatakan bahwa bagian tersulit dari memerankan karakter adalah mencari tahu tawanya.
Aktor itu menonton video orang yang menderita kelainan tawa patologis yang sama dengan yang diderita sang karakter agar bisa melakukannya dengan benar. Pada akhirnya, dia menemukan sendiri tawa Joker, yakni dengan lebih banyak kesedihan dan rasa sakit daripada kebahagiaan.
Warner Bros Ingin Leonardo DiCaprio memainkan Arthur
Awalnya, Warner Bros ingin film Joker disutradarai oleh Martin Scorsese. Mereka ingin Leonardo DiCaprio memainkan Arthur Fleck dan Robert De Niro untuk memerankan Murray Franklin. Namun, Scorsese memilih untuk mengerjakan film The Irishman.
Sementara Leonardo tidak bisa menyediakan waktu untuk syuting karena dia sudah memiliki jadwal untuk film besutan Quentin Tarantino, Once Once a Time di Hollywood.
Film yang minim efek CGI
Dalam upaya untuk menjaga anggaran Joker tetap rendah, Todd Phillips tidak menggunakan efek CGI. Sebagian besar efek film dibuat dengan metode praktis atau tipuan dalam kamera.
Satu-satunya scene yang menggunakan CGI adalah bagian eksterior gedung fiktif, Arkham Asylum. CGI digunakan untuk menghaluskan beberapa tepi kasar. Berkebalikan dengan film Avengers: Endgame, dimana sebagian besar proses film tersebut mengandung beberapa jenis efek yang dihasilkan komputer.
Tidak ada kesempatan untuk melakukan pengambilan gambar ulang
Biasanya, ketika film masuk ke tahap penyuntingan, produser mencari tahu bidikan mana yang tidak cukup berhasil dan mana yang perlu mereka ambil kembali. Tetapi mereka tidak akan bisa melakukan itu dengan Joker, demi kesehatan Phoenix sendiri.
Jadi, Todd terus menulis ulang skrip sepanjang produksi. Menurut Zazie Beetz, Phillips akan mengerjakan naskah dengan para aktor di trailernya, kemudian mereka akan mempelajari garis-garis baru mereka sementara rambut dan rias wajah mereka diaplikasikan, dan mereka akan memotretnya hari itu juga. (*/dry)