Waktu dan tenaganya pun nyaris ia curahkan di tempat tersebut. Sejak pukul 11.00 siang hingga menjelang pukul 24.00, ia praktis harus berkutat di resto tersebut.
Ashraf Daniel Mohamad Sinclair adalah contoh laki-laki yang pantang menyerah. Dia sama sekali tak membayangkan akan menjadi artis tenar. Anak dari Mohammed Anthony John Sinclair dan Khadijah Abdul Rahman itu hanya ingin hidup sebagaimana biasa bagai anak sebayanya di Malaysia.
Itu sebabnya, selepas SMA pada tahun 2003, dia pun ke sana ke mari mencari pekerjaan. Hasrat untuk melanjutkan kuliah tentu saja ada. Apalagi sebagai seorang laki-laki, keinginan menempuh pendidikan tinggi juga memenuhi pikirannya.
Akan tetapi, pada sisi lain, Ashraf juga ingin bisa bekerja. Paling tidak, ini dilakukan sekadar untuk mencari pengalaman. Sampai akhirnya pada tahun 2003, dia tahu ada lowongan kerja sebagai pelayan atau bartender di sebuah restoran.
“Saya langsung berpikir, mengapa tidak dicoba? Toh orang tua memberi lampu hijau untuk bekerja,” tutur pria kelahiran 18 September 1979 di Croydon, Inggris, tersebut.
Ia pun senang bukan kepalang lantaran bisa diterima bekerja di resto tersebut. Kesenangannya bertambah setelah tahu tempatnya bekerja itu merupakan restoran yang baru saja beroperasi.
Begitu menikmati ia menjalankan tugas sebagai pelayan. Waktu dan tenaganya pun nyaris ia curahkan di tempat tersebut. Sejak pukul 11.00 siang hingga menjelang pukul 24.00, ia praktis harus berkutat di resto tersebut. Lantaran jumlah karyawannya belum banyak, waktu istirahat Ashraf juga sangat terbatas.
Hampir setahun profesi pelayan dia jalani. Merasa memiliki kepercayaan diri, dia juga mencoba menjadi pemandu acara kecil-kecilan. Sampai akhirnya ada beberapa pihak yang mengajaknya untuk lebih serius menekuni dunia hiburan. Pada tahun 2004, ia lalu beralih profesi di dunia seni peran. Selain menjadi pemandu acara, ia menjalani profesi sebagai model dan artis.
Sejak itulah sulung dari tiga bersaudara tersebut lalu menjejakkan kakinya di pentas seni dan hiburan. Perannya sebagai pembaca acara itu pula yang kemudian mempertemukan dengan sang istri, Bunga Citra Lestari (BCL) yang empat tahun lebih muda, yang juga seorang artis dan penyanyi. Itu terjadi pada tahun 2006.
Popularitasnya kian moncer ketika dia berperan sebagai Eddy dalam film Gol & Gincu di Malaysia. Hubungan dengan BCL kian serius dia jalani. Foto-foto mereka berdua lalu bertebaran di dunia media sosial. Media massa Indonesia pun menyambut penuh kehangatan kebersamaan keduanya.
Ashraf lalu hijrah dan akhirnya juga merambah ke dunia hiburan di Indonesia. Film dan terutama sinetron ia terjuni. Sudah ada puluhan sinetron yang dia bintangi. Kebetulan pula, wajah setengah bulenya juga memberi berkah tersendiri bagi kariernya di bidang seni peran.
BCL dan Ashraf sempat disatukan dalam sebuah film komedi dengan judul Saus Kacang. Setelah itu, keduanya menikah pada 8 Noveber 2008. Resepsinya digelar besar-besaran di Jakarta dan juga di Malaysia. Kehidupannya kian lengkap tatkala anaknya lahir, Noah Sinclair, pada 22 September 2010.
Sejak itu, tawaran makin mengalir pada Ashraf untuk membintangi banyak film dan sinetron. Salah satu sinetron populer yang kian melambungkan namanya adalah Catatan Hati Seorang Istri pada 2016.
Karier yang terbilang sukses dan istri yang juga menjadi salah satu penyanyi ternama di Indonesia membuat bidang gerak Ashraf kian melebar. Bersama dua rekannya, Tripambudi dan Brian Panji, mereka menekuni usaha bidang hiburan. Perannya memang lebih banyak sebagai investor.
Isu miring atas kehidupan rumah tangganya praktis tak pernah ada. Khalayak mulai menimang-nimang kehidupan dua sosok artis itu sebagai salah satu yang layak dicontoh.
Tanpa ada kabar gangguan kesehatan yang dialami keluarga artis itu, tiba-tiba masyarakat dihentakkan oleh informasi meninggalnya Ashraf pada Selasa (18/2) Subuh sekitar pukul 03.51 di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta. Selamat jalan Ashraf, semoga Allah membawamu ke tempat indah di sisi-Nya. (AS)