Indonesiainside.id, Miami-Sebuah survei oleh Pew Research Center yang dilakukan bulan ini menyoroti bagaimana virus corona secara tidak proporsional mempengaruhi orang-orang kulit tertentu di Amerika yang berpenghasilan rendah. Di tempat-tempat seperti New York dan Chicago, para pejabat melaporkan orang-orang kulit berwarna terinfeksi virus corona dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih, kutip laman NPR.
Di antara 4.917 orang dewasa AS ditemukan bahwa 27% (1 dari 4 orang kulit hitam) secara pribadi mengenal pasien yang dirawat di rumah sakit ataupun korban meninggal karena Covid-19. Survei tersebut menanyakan seberapa khawatir warga tertular virus corona.
24% dari warga yang disurvei mengatakan mereka sangat khawatir akan tertular virus ini. Dari kelompok itu, sepertiganya adalah warga yang memiliki pendapatan lebih rendah, dibandingkan hanya 17% yang diklasifikasikan sebagai berpendapatan tinggi.
Dari populasi yang tergolong sangat prihatin, 43% adalah keturunan hispanik, 31% berkulit hitam dan 18% berkulit putih. Survey ini juga menanyakan seberapa khawatir warga ketika mereka secara tidak sadar menularkan virus kepada orang lain. 33% warga yang disurvei mengatakan mereka sangat khawatir tentang menularkan virus tanpa mengetahui.
Persentase itu dikomposisikan oleh hampir setengah orang dewasa Hispanik dan 38% orang dewasa kulit hitam, dibandingkan dengan hanya 28% orang dewasa kulit putih. Kemudian, 38 persen dari warga yang sangat khawatir bahwa mereka dapat menularkan virus corona kepada orang lain tanpa sadar, merupakan warga dengan penghasilan yang lebih rendah.
Penjelasan Dr. Jerome Adams, ahli bedah umum AS, dalam briefing Gedung Putih pekan lalu, mengungkapkan bahwa orang-orang kulit berwarna lebih mungkin tinggal di daerah padat dan dalam situasi perumahan multigenerasi, yang menciptakan risiko lebih tinggi untuk penyebaran penyakit yang sangat menular seperti Covid-19. (CK/Maulana Rozandy)