Indonesiainside.id, Chicago – Pasien kanker dengan Covid-19 yang dirawat dengan kombinasi obat hydroxychloroquine meningkatkan risiko kematian tiga kali lebih besar dalam waktu 30 hari, peneliti AS melaporkan Kamis (28/5). Hasil awal menyarankan agar dokter menahan diri dari meresepkan hydroxychloroquine , yang juga dipakai sebagai pengobatan malaria, untuk pasien-pasien tersebut sampai penelitian lebih lanjut dilakukan, kata para peneliti.
“Perawatan dengan hydroxychloroquine dan azithromycin sangat terkait dengan peningkatan risiko kematian,” Dr Howard Burris, presiden American Society of Clinical Oncology (ASCO), mengatakan dalam sebuah briefing dengan wartawan.
Dilansir dari Channel News Asia, kombinasi obat awalnya dianggap membantu pasien Cicud-19, tetapi data terbaru memberikan hasil yang meragukan. Temuan awal, yang akan dipresentasikan minggu ini pada pertemuan ilmiah virtual ASCO, menunjukkan bahwa kombinasi tersebut dapat menimbulkan risiko yang signifikan bagi pasien kanker.
“Mengambil kombinasi ini memberikan tiga kali peningkatan risiko kematian dalam 30 hari karena sebab apa pun,” kata Dr Jeremy Warner dari Vanderbilt University Medical System kepada wartawan.
Diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, sering mempromosikan hydroxychloroquine . Dalam tweet pada 21 Maret lalu menyebut kombinasi obat itu berpotensi menjadi salah satu pembalik keadaan terbesar dalam sejarah kedokteran.
Itu berdasarkan penelitian terhadap kurang dari 40 pasien di International Journal of Antimicrobial Agents. Studi yang lebih baru menunjukkan tidak adanya manfaat, dan malah menimbulkan peningkatan risiko. Warner dan rekannya menganalisis data pada 925 pasien kanker yang terinfeksi dengan virus corona antara Maret dan April. Tiga belas persen pasien meninggal dalam waktu 30 hari dalam diagnosis mereka.
Secara keseluruhan, pasien yang kankernya berkembang secara aktif pada saat infeksi lima kali lebih mungkin meninggal dalam 30 hari daripada mereka yang dalam remisi atau tidak memiliki bukti kanker saat ini. Dalam percobaan, 180 pasien menggunakan hydroxychloroquine dalam kombinasi dengan azithromycin, dan 90 hanya menggunakan hydroxychloroquine .
Pemerintah Perancis, Italia dan Belgia juga bergerak menghentikan penggunaan hydroxychloroquine untuk pasien Covid-19 setelah keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghentikan percobaan besar obat itu karena masalah keamanan. (CK)