Indonesiainside.id, Jakarta– Sejumlah kantor di DKI Jakarta dan Surabaya harus ditutup sementara setelah beberapa karyawannya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Pada Rabu, kantor Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) di Jakarta ditutup hingga 4 Agustus 2020 setelah tiga karyawan positif terinfeksi.
Beberapa kantor juga ditutup sementara karena sebab serupa, antara lain Kantor Pusat Perusahaan Listrik Negara (PLN), kantor Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani mengatakan pengendalian klaster bisa meluas jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
“Kalau tidak dikendalikan tentu ini akan menjadi klaster yang besar, karena setiap pekerja akan kembali ke lingkungannya masing-masing setelah bekerja,” kata Laura kepada Anadolu Agency, Jumat (24/7).
Pada beberapa kasus, klaster perkantoran dengan jumlah karyawan positif yang mencapai puluhan orang menunjukkan bahwa penularan terjadi di dalam lingkungan kantor. Sedangkan pada kantor yang kasus positifnya ditemukan pada beberapa orang saja, penularan bisa jadi terjadi di dalam kantor maupun di lingkungan luar kantor pekerja.
Oleh sebab itu, dia mengatakan penting bagi individu pekerja untuk menjaga protokol kesehatan dimana pun berada. Manajemen perusahaan harus terlibat lebih aktif untuk mengawasi kondisi pekerja dengan memetakan rekam jejak kesehatan dan potensi risiko setiap karyawan.
“Misalnya dipastikan apakah dia ada perjalanan dari jauh, menggunakan kendaraan umum atau pribadi ini kan berbeda risikonya, lalu kondisi kesehatannya. Ini harus dimonitor,” kata Laura.
Manajemen perusahaan, lanjut dia, juga harus memahami bahwa sistem kerja normal bisa diterapkan di situasi pandemi. Pembatasan jumlah karyawan yang ke kantor, jaga jarak, hingga pembatasan jam kerja mutlak dilakukan. Manajemen juga bisa melakukan tes secara berkala terhadap pekerja.
Sebab menurut Laura, kantor berisiko menjadi tempat penularan karena rata-rata berupa ruang tertutup yang mengandalkan pendingin udara. Apalagi sejumlah peneliti telah menyampaikan data ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait dugaan bawah Covid-19 bisa menular melalui microdroplets yang melayang di udara.
Microdroplet bisa bertahan lebih lama di satu ruangan manakala sirkulasi udara di ruangan itu tidak berjalan dengan baik. “Jadi protokol-protokol ini mutlak dilaksanakan. Jangan sampai pelonggaran ini kemudian berujung fatal, lalu akhirnya kantor ditutup kembali,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan sumber penularan Covid-19 tidak hanya berasal dari dalam gedung, namun juga dari aktivitas sosial di luar gedung. Menurut dia, dari sejumlah kantor yang telah dicek di lapangan ternyata telah menerapkan protokol kesehatan dengan cukup baik.
“Kembali ke individu, penularan bisa juga dari luar gedung,” kata Widyastuti kepada wartawan di Jakarta. “Misalnya di luar kantor saat jam istirahat makan lalu saat makan pasti membuka masker, berhadap-hadapan, itu berisiko,” lanjut dia.
Widyastuti menuturkan pemerintah telah menindaklanjuti temuan kasus di kantor-kantor tersebut dengan menutup sementara area terdampak dan melakukan disinfektan. (AA/NE)