Indonesiainside.id, London — Inggris pada Senin (27/7) mengumumkan rencana untuk mengatasi “bom waktu obesitas”, dengan larangan iklan makanan cepat saji pada waktu-waktu tertentu. Negara itu juga akan melakukan pembatalan penawaran “beli satu gratis satu” untuk makanan tersebut, dan keputusan untuk mencantumkan jumlah kalori pada menu.
Selain larangan iklan sebelum pukul 21.00 waktu setempat (pukul 03.34 WIB), soal penawaran makanan, dan rencana pencantuman jumlah kalori pada menu, pemerintah akan melakukan konsultasi terkait pencantuman jumlah kalori pada alkohol.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang mengalami penurunan berat badan sejak dirinya menjalani perawatan intensif akibat Covid-19, ingin mengatasi obesitas karena penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko terpapar coronavirus dan kematian akibat penyakit tersebut.
Masyarakat Inggris jauh lebih gemuk dibandingkan masyarakat di negara-negara lain di Eropa kecuali Malta, ujarnya pada bulan lalu, seraya menambahkan bahwa pemerintahannya menggambarkan “menangani bom waktu obesitas” sebagai prioritas.
“Menurunkan berat badan itu sulit, tetapi dengan beberapa perubahan kecil, kita semua dapat merasa lebih bugar dan sehat,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan. “Jika kita semua melakukan bagian kita, kita dapat mengurangi risiko kesehatan dan melindungi diri kita dari coronavirus, serta meringankan tekanan pada Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS),” imbuhnya. (NE)