Indonesiainside.id, Blantyre – Penggunaan masker telah menjadi kebiasaan baru bagi banyak orang Malawi. Selain itu, langkah-langkah perlindungan baru demi mencegah penyebaran pandemi lebih lanjut telah membuat berbagai jenis masker tersedia untuk hampir semua orang di negara itu. Kendati demikian, muncul kekhawatiran bahwa beberapa orang tidak tertib dalam membuang masker bekas pakai mereka.
Saat berjalan melintasi area pemukiman Blantyre, kita dapat dengan mudah melihat banyaknya masker bedah (masker medis) yang dibuang ke sungai dan tempat-tempat sampah terbuka.
Menurut Kantor Kesehatan Distrik (District Health Office/DHO) Blantyre, hal seperti itu dapat mengancam upaya penanganan Covid-19 mengingat besarnya kemungkinan ada orang yang menggunakan atau menjual kembali masker bekas yang dibuang secara sembarangan.
Crissy Banda, Kepala Upaya Peningkatan Kesehatan di DHO Blantyre, mengaku sangat prihatin melihat situasi ini. Dalam sebuah wawancara, dia menekankan perlunya kepatuhan masyarakat terhadap semua pedoman sanitasi yang telah ditetapkan oleh kantor kesehatan Blantyre dan dewan kota.
“Prihatin sekali melihat beberapa orang tidak mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam membuang masker bekas pakai, padahal kami selaku DHO Blantyre sudah menasihati warga untuk menghindari semua tindakan yang dapat membahayakan nyawa orang lain, termasuk membuang limbah secara sembarangan,” katanya.
“Dari waktu ke waktu, kami juga terus menyarankan masyarakat agar membeli masker bedah dari pengecer resmi, alih-alih pedagang kaki lima. Besar kemungkinan orang akan menjual kembali masker yang dikumpulkan dari tempat sampah dan aliran sungai,” tuturnya lebih lanjut.
Baru-baru ini, masyarakat Kota Blantyre mengemukakan keprihatinan mereka terkait perkembangan tersebut melalui media sosial.
Menurut Dewan Kota Blantyre, sejumlah langkah yang sesuai telah diambil demi memastikan kebersihan dan keamanan lingkungan.
Dalam sebuah wawancara, Joshua Malango, Humas Dewan Kota Blantyre, menegaskan bahwa pihak dewan kota telah bekerja tanpa lelah dalam mengedukasi masyarakat di area tersebut.
Di antara banyak upayanya, dewan tersebut menggunakan sistem informasi keliling dan poster untuk mendidik warga tentang cara memakai dan membuang masker bedah secara efisien.
Meski masker kain telah menjadi tren di Malawi, banyak orang lebih memilih menggunakan masker bedah karena nyaman, murah, dan andal dalam hal perlindungan. Namun, para ahli kesehatan meyakini bahwa membuang masker bekas secara sembarangan dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi, yang sejatinya justru dicegah melalui pemakaiannya. (EP/xh)