Indonesiainside.id, Jakarta – Jika Anda berpikir bahwa kehidupan orang kaya selalu menyenangkan karena bisa hidup mewah dan dinaungi keberuntungan serta tidak segan mengambil risiko … maka Anda salah!
Mengacu pada gambaran umum orang berduit, banyak orang hanya akan teringat pada sebuah kapal pesiar mewah, vila dengan kolam renang di luar ruangan, barang bermerek, dan perjalanan kemana saja kapan mereka suka … Namun, kenyataannya tidak seperti yang dipikirkan.
Berikut 5 mitos umum tentang orang kaya dan uang, hasil survei para peneliti di Amerika.
1. Orang kaya tidak perlu khawatir tentang uang
“Saya telah melihat orang-orang dengan aset lebih dari 10 juta dolar AS, hal ini akan memberi kita gambaran dengan tepat tentang berapa banyak uang yang mereka tabung setiap bulannya,” kata Manisha Thakor, wakil direktur keuangan di perusahaan manajemen properti Brighton Jones.
“Saya pikir itu akan menjadi kesalahpahaman ketika Anda berpikir bahwa orang kaya tidak perlu khawatir, melihat apa yang mereka miliki, atau membelanjakan dan menabung.”
Karena faktanya, banyak orang kaya menggunakan diskon yang mereka kumpulkan untuk memesan penerbangan, bukan untuk naik kabin kelas satu. Mereka juga melakukan perhitungan detil sebelum membeli sesuatu, tegasnya.
Pahamilah, menjadi kaya tidak membuat Anda kemudian seenaknya mengeluarkan secara uang berlebihan.
2. Mereka “membakar” uang dengan membeli mobil dan vila super mewah
Jika Anda mengira orang kaya sering pamer dengan mengendarai mobil super, vila mewah, kenyataannya tidak. Orang kaya sering memilih mobil mid-range (kelas menengah) dan hidup biasa-biasa saja.
Bahkan, para jutawan seringkali memilih produsen mobil Honda atau Toyota daripada merek mewah lainnya. Memilih produk yang terjangkau dan “bebas merek” adalah cara berbelanja yang cerdas.
Kemewahan lain yang tidak diketahui dari semua orang kaya adalah memiliki lebih dari satu rumah. Ketika Anda memiliki kekayaan 5 juta dolar, Anda dapat membeli rumah yang indah. Namun, mereka memilih membeli beberapa rumah untuk disewakan guna menambah penghasilan.
3. Mereka selalu tahu bagaimana mengelola uang
Kemakmuran tidak secara otomatis memberi Anda wawasan finansial.
Orang yang ingin menghasilkan uang dan menjadi kaya cenderung hidup hemat dan menghabiskan uang dengan lebih sadar, tetapi itu tidak selalu berlaku untuk generasi berikutnya, yang terlahir dalam kesempurnaan.
Nilai-nilai keluarga akan diturunkan dari generasi ke generasi dan seringkali kesediaan mereka untuk menghabiskan lebih banyak uang dan menjalani kehidupan yang lebih mahal meningkat di setiap generasi.
“Orang kaya yang berasal dari latar belakang miskin tidak akan membeli BMW pertama mereka sampai mereka berusia 50 atau 60 tahun.”
Mereka yang terlahir kaya mungkin merasakan lebih banyak tekanan daripada orang tuanya untuk mempertahankan gaya hidup keluarga. Lebih banyak orang akan cenderung berbelanja lebih bebas. Dan bahkan orang kaya yang bekerja di dunia keuangan tidak selalu memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana mengelola keuangan mereka sendiri.
Anda dapat bersekolah di sekolah bisnis, mendapatkan gelar MBA atau bahkan bekerja di bidang keuangan, tetapi itu tidak berarti selalu memahami dan bijaksana dalam keputusan keuangan.
4. Mereka berinvestasi secara sembarangan
Sebenarnya, orang kaya selalu mengerti bahwa kunci untuk membangun kekayaan mereka adalah memanfaatkan bunga majemuk. Mereka tahu bagaimana “uangnya menghasilkan uang”, tidak selalu melalui modal ventura.
Kebanyakan dari mereka bekerja keras, hidup hemat dan menaruh uang di bank atau dana investasi. Modal ventura lebih umum di kalangan orang super kaya.
5. Mereka hidup seperti selebriti
Salah satu kesalahpahaman tentang kekayaan berasal dari foto-foto bertebaran yang Anda lihat di film atau di media sosial tentang orang kaya, jumlahnya hanya 1% di dunia.
Kenyataannya, sangat jarang melihat orang kaya berinvestasi di jet pribadi, yang merupakan kemewahan, karena mereka tetap menganggapnya terlalu mahal. Produk ini lebih cocok untuk orang super kaya. Banyak orang kaya tetap membeli tiket pesawat, bahkan duduk di kelas ekonomi seperti kelas menengah.
(EP)