Indonesiainside.id, Indramayu – Menjelang Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret 2021, Komunitas Indramayu Bikin Film (IBF) akan mempersembahkan sebuah film pendek yang unik. Film tersebut mengangkat kisah percintaan anak muda yang absurd.
Berjudul Rita dan Kebun Absurd, film tersebut terinspirasi dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak Adam Winter Sardlee seputar masalah percintaan anak muda. Ia yang merupakan penulis naskah sekaligus sutradara mengatakan, pertanyaan-pertanyaan yang muncul ia jadikan bahan dasar untuk membuat cerita.
“Mengapa sepasang kekasih selalu membuat peraturan kepada pacarnya? Mengapa ketika sepasang kekasih yang putus lalu tiba-tiba bisa balikan lagi? Mengapa ketika kita mencintai seseorang akan tetapi cinta kita ditolak?,” kata Adam, Selasa (2/3/2021).
Adam memetaforakan pertanyaannya dalam bentuk cerita yang absurd dan penuh simbolis. Ia ingin menyampaikan bahwa untuk membuat sebuah film tidak harus sesuai dengan realita yang ada.
“Dengan imajinasi liar dan absurd siapapun dapat membuat cerita yang bagus. Asalkan tahu alasan mengapa membuat cerita tersebut. Yang terpenting adalah jujur, karena seni yang baik adalah seni yang jujur,” tuturnya.
Selama proses produksi kendala utama yang dihadapi ialah lokasi dan cuaca. Bahkan judul awal film diubah dari “Rita dan Taman Absurd” menjadi “Rita dan Kebun Absurd” karena tidak menemukan lokasi taman yang cocok.
Memasuki musim hujan dengan kondisi sedang pandemi, proses syuting yang diperkirakan satu hari selesai lantaran hujan akhirnya baru selesai selama tiga hari.
Ari S. Effendy, produser film berharap Rita dan Kebun Absurd bisa menjadi angin segar bagi perfilman Indramayu dan memperluas khasanah perfilman. Khususnya bagi yang terlibat di dalamnya, sehingga membuka wawasan baru bahwa ada jenis film seperti ini.
“Rita Dan Kebun Absurd bagi saya sebuah refleksi sampai mana saya memahami keadaan remaja sekarang. Kalau saya sutradaranya mungkin beda lagi ceritanya karena di masa saya percintaan masih malu-malu, ini masanya mereka biar mereka yang merepresentasikan keadaan mereka, itu jauh lebih jujur dan apa adanya,” ucap Ari.
Rencananya film yang dipersembahkan untuk Hari Film Nasional ini akan diikutsertakan dalam beberapa festival film. (msh)
