Indonesiainside.id
No Result
View All Result
Sabtu, 2 Juli 2022
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Indonesiainside.id
  • Home
  • Populer
  • Haji 2022
  • News
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
Home Lifestyle

Pertanian Masa Depan Singapura: Tabur Benih di Atap dan Balkon

AH Kholis
Minggu, 7 Maret 2021 20:38 WIB
Pertanian Masa Depan Singapura: Tabur Benih di Atap dan Balkon
Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Indonesiainside.id, Jakarta–Maya Hari sedang menanam buah melon dan kembang kol. Ia juga menanam cabe, terong dan pisang di teras apartemennya. Di sini, di lantai 31, orang bisa melihat bagaimana Singapura di masa depan, kutip Deutsche Welle.

Maya Hari yang profesi aslinya adalah manajer, sudah beberapa langkah lebih maju dibanding penduduk Singapura lainnya. Pemerintah Singapura bercita-cita untuk membuat negara kota dengan teknologi canggih itu menjadi negara penuh petak perkebunan.

Maya Hari yang punya hobi bercocoktanam melontarkan pendapatnya tentang apa yang diperlukan agar program ambisius itu berhasil. Ditambah dengan upaya menggerakkan seluruh negara dan semua orang untuk menanam lebih banyak lagi.

“Semua orang harus berusaha merangkul lebih banyak teknologi dan metode modern pengembangan tanaman”, katanya dikutip Deutsche Welle. “Menanam di balkon saja, tidak akan mendatangkan hasil maksimal. Tapi itu jadi awalnya,” tambahnya.

Baca Juga:

Pramugari Singapura Terkena Cacar Monyet

Presiden Minta Produksi Pertanian Besar-besaran Antisipasi Krisis Pangan

Selama beberapa dekade, Singapura menjadi pusat keuangan dan ekonomi, dan memiliki semakin banyak pencakar langit.  Walaupun banyak penghijauan, pertanian tampak seperti sesuatu dari masa lalu. Tapi sekarang Singapura ingin mengurangi ketergantungan pasokan pangannya pada negara asing.

Lahan di Singapura tidak luas. Jadi atap akan diubah menjadi lahan penanaman sayuran dan hasil kebun yang bisa dijual! Strategi baru itu sudah mulai membuahkan hasil.

Atap sebuah mal perbelanjaan yang populer juga jadi lahan pertanian. Ketika Bjorn Low berhenti berkarir di bidang periklanan tahun 2015, dan mulai menanam pepaya, rosemari dan markisa, ia ditertawakan orang. Sekarang ia jadi pakar yang selalu dimintai pendapatnya.

Pengusaha itu kini menciptakan 200 kebun di atap bangunan di seluruh kota. Ia juga bereksperimen dengan teknologi baru, yang ditempatkan di kontainer kapal laut.

Kale tidak tumbuh di iklim tropis. Tapi di sini, kale tumbuh jika ditempatkan di cairan nutrisi, dan di bawah cahaya LED, yang menggantikan cahaya matahari. Budidaya tanaman vertikal dalam beberapa tingkat, dianggap tren yang menjanjikan, yang bisa bersaing melawan produk dari negara lain seperti negara tetangga Malaysia, yang menanam pangan dengan lebih murah.

Low mengatakan, keberhasilan itu bisa dicapai karena sayuran yang ia tanam diperkaya lebih banyak nutrisi. “Jadi ini juga menawarkan keuntungan bagi kesehatan konsumen. Ini jadi alasan mengapa harganya lebih mahal 20 sen Dolar Singapura daripada sayuran lain. Jadi itu bisa jadi hal menguntungkan dalam persaingan ini.” Demikian papar Low.

Hanya 1% areal lahan Singapura bisa diperhitungkan untuk pertanian tradisional dengan penanaman di tanah. Oleh sebab itu, pertanian vertikal di lahan bertingkat bermunculan di mana-mana, dan itu didukung pemerintah.

Bukan hanya pertanian

Ikan juga akan dikembangbiakkan di sebuah gedung delapan tingkat. Perusahaan Apollo Marine yang mengembangkan konsepnya. Sejauh ini, perusahaan mengembangbiakkan 300 ton ikan per tahun di lahan budidaya ikan di seberang jalan. Sekarang, negara juga ikut menanamkan modal di perusahaan ini.

Di masa depan, hampir 10 kali lipat ikan jenis Trout tropis akan dibesarkan di kolam-kolam milik perusahaan itu. Apollo Marine mengatakan, budidaya ikan akan dilakukan secara ekologis berkelanjutan.

90% air bisa digunakan. Lagi pula, selama lockdown, ketika ikan segar tidak bisa diimpor, Apollo bisa memikat sejumlah besar warga Singapura sebagai konsumen baru.

Manajer operasi Apollo Marine, Crono Lee menjelaskan, “Sebenarnya, jika kita mengembangbiakkan ikan seperti biasa, di sepanjang pantai, ikan sangat terancam polusi, hujan, plastik mikro, tumpahan minyak serta kontaminasi lain. Jika dikembangbiakkan di dalam sistem seperti yang kita miliki sekarang, maka kontaminasi dan polusi bisa dihindari.”

Kembali ke balkon milik Maya Hari, kini arbei sudah berbuah, walaupun bukan benar-benar tanaman tropis. Sebaliknya, banyak buah dan sayuran kerap tidak bisa dikembangbiakkan oleh para penggemar berkebun di Singapura. Negara berteknologi canggih itu sedang berusaha melihat seberapa baik bakat berkebun warganya. (NE)

Tags: bahan panganbalkonpertaniansayursingapura
Berita Sebelumnya

Lomba Burung Berkicau di Cianjur Dibubarkan Polisi karena Undang Kerumunan

Berita Selanjutnya

DPD Partai Demokrat 34 Provinsi Siap Terdepan Melawan Moeldoko

Rekomendasi Berita

Jangan Tunggu Tua Baru Mau Naik Haji
Headline

4 Syarat Jadi Haji Mabrur: Niat, Harta Halal, Taat dan Jauhi Larangan

28 Juni 2022
Konsep Taman Kanak-Kanak: Dari Perkembangan Sosial hingga Belajar Membaca
Lifestyle

Konsep Taman Kanak-Kanak: Dari Perkembangan Sosial hingga Belajar Membaca

21 Juni 2022
Jamaah Internasional Senang Bisa Kembali Umrah di Tanah Suci
Headline

5 Tips Agar Jamaah Haji Terhindar Heat Stroke akibat Cuaca Panas

18 Juni 2022
Alhamdulillah, Jamaah Haji Indonesia Tiba di Madinah
Lifestyle

Cuaca Panas di Makkah dan Madinah: Tidak Ada Keringat, Capek Tak Terasa, Tiba-Tiba Lemas

17 Juni 2022
Buka-Bukaan Soal Amber Heard, Juri Sidang: Itu Air Mata Buaya
Lifestyle

Buka-Bukaan Soal Amber Heard, Juri Sidang: Itu Air Mata Buaya

17 Juni 2022
Ada Mock Up Pesawat di Asrama Haji Sudiang, Jamaah Diajari Naik Pesawat
Headline

Ada Mock Up Pesawat di Asrama Haji Sudiang, Jamaah Diajari Naik Pesawat

16 Juni 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Membongkar Propaganda Syiah Indonesia (1)

01/07/2022 21:08

Kunci Sukses PT JNE, Berbisnis Melibatkan Allah

02/07/2022 10:55

Risalah

Tata Cara dan Bacaan Shalat Jenazah
Headline

Tata Cara dan Bacaan Shalat Jenazah

20 Juni 2022
Hujan Iringi Prosesi Penggantian Kiswah Ka’bah
Headline

6 Keutamaan Haji dan Manfaatnya

20 Juni 2022
Etika Berziarah di Makam Rasulullah Serta Keutamaan Raudha
Risalah

Etika Berziarah di Makam Rasulullah Serta Keutamaan Raudha

20 Juni 2022
halal dan haram
Headline

Tahu Kebatilan, Segera Tinggalkan Semudah Melakukannya

5 Juni 2022

Berita Terkini

Jamaah Asal Cakung Tertabrak Mobil Saat Menyeberang Jalan di Makkah

Gara-gara Puntung Rokok, Tempat Sampah di Hotel Jamaah Haji Terbakar

02/07/2022 17:52
Kunci Sukses PT JNE, Berbisnis Melibatkan Allah

Kunci Sukses PT JNE, Berbisnis Melibatkan Allah

02/07/2022 10:55
53.830 Jamaah Haji Tiba di Tanah Suci, 9 Orang Wafat, 151 Sakit

Haji sebagai Kewajiban dan Tiang Agama

01/07/2022 21:47
Fidyah dan Problematikanya

Membongkar Propaganda Syiah Indonesia (1)

01/07/2022 21:08
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Media Monitoring
  • Iklan
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2022 MediatrustPR. All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Humaniora
    • Internasional
    • Nusantara
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Risalah
  • Khazanah
  • Narasi
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Pojok
    • Infografis
    • Videografis
  • Media Monitoring
  • Berita Populer
  • Indeks Berita
  • Download Apps

© 2022 MediatrustPR. All right reserved