Indonesiainside.id, Seoul– Sebuah petisi di Korea Selatan telah menarik perhatian pada keputusan pemerintah untuk mengubah pengucapan China untuk kimchi, hidangan kubis pedas dari Korea Selatan, demikian kantor berita UPI melaporkan. Isu tersebut telah menjadi subyek kontroversi antara kedua negara sejak tahun lalu.
Stasiun televisi The Korea Economic Daily melaporkan pakar bahasa dan sastra Tiongkok di Universitas Nasional Jeonbuk, Profesor Kim Byung-ki mengatakan bahwa dia keberatan dengan upaya pemerintah untuk mengganti nama kimchi menjadi shinchi atau xinqi dalam pengucapan bahasa Mandarin. Sang profesor menyuarakan protesnya dalam petisi yang diunggah di situs web Istana Kepresidenan, Blue House, Senin lalu.
Byung-ki mengatakan perubahan nama yang diusulkan oleh Kementerian Kebudayaan Seoul harus ditarik. Hingga kemarin, petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 8.800 tanda tangan.
Menurut petisi tersebut, mengubah nama hidangan nasional Korea ‘dapat menyebabkan kesalahpahaman’, terutama di kalangan orang Tionghoa yang terbiasa menyebut hidangan tersebut dengan nama aslinya. Kontroversi yang melibatkan kimchi antara kedua negara dimulai tahun lalu ketika surat kabar China, Global Times mengklaim bahwa Organisasi Standar Internasional mengakui bahwa kimchi sebenarnya berasal dari China.
Perubahan nama itu diusulkan sebagai penolakan atas tuduhan tersebut. Byung-ki juga mengatakan bahwa di China, kimchi Korea disebut ‘paocai’ dan merupakan hidangan kubis dari China dengan metode persiapan yang berbeda.
“Tidak ada alasan untuk tiba-tiba menggunakan kata ‘shinchi’,” katanya dalam petisi. (NE)