Indonesiainside.id, Jakarta – Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia mengamati preferensi masyarakat terhadap kota-kota di Jawa Timur yang paling banyak dicari. Sedikitnya ada lima kota terfavorit diantaranya adalah Gresik.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), Kabupaten Gresik mencatat kenaikan indeks harga properti tertinggi di wilayah Jawa Timur, yakni naik sebesar 4,53 persen secara kuartalan. Kabupaten Gresik juga mengalami kenaikan dari sisi indeks suplai properti sebesar 5,01 persen secara kuartalan.
“Kenaikan indeks harga properti Kabupaten Gresik yang cukup drastis tersebut bahkan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan Surabaya dimana secara kuartalan hanya mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen. Situasi ini cukup memberi harapan bagi pemilik properti di Kabupaten Gresik setelah selama dua kuartal sebelumnya mengalami penurunan cukup besar secara kuartalan, yakni 4,85 persen pada Q4 2020 dan 5,06 persen pada Q1 2021,” ungkap Marine.
Kenaikan harga secara signifikan di Kabupaten Gresik ini didorong oleh pertumbuhan harga di segmen rumah tapak. Sepanjang April hingga Juni 2021, menurut data data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), rumah tapak menjadi andalan Gresik dengan peningkatan harga properti mencapai 2,80 persen (quarter-to-quarter), sementara harga apartemen tidak mengalami kenaikan sama sekali.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tesebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Marine menerangkan bahwa pusat kota Kabupaten Gresik sangat strategis karena diapit oleh dua pelabuhan sekaligus kawasan industri besar, yakni Pelabuhan Teluk Lamong di Surabaya dan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Kedua kawasan ini ke depannya akan dihubungkan oleh jalur kereta api dengan memanfaatkan bekas rel dari Stasiun Indro, Gresik menuju Stasiun Gresik.
“Selain itu Kabupaten Gresik juga sudah terhubung dengan tiga ruas jalan bebas hambatan, yakni Tol Surabaya-Gresik, Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan Tol Surabaya-Mojokerto. Ketiga tol tersebut tersambung dengan Jalan Tol Trans Jawa sehingga mempermudah akses kendaraan dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, maupun dari kota-kota lain di pulau Jawa menuju Kabupaten Gresik,” kata Marine.
Ketiga jalan tol tersebut mendorong pengembangan properti baru di sekitar pintu masuk tol, khususnya di Bunder, Manyar, dan Driyorejo. Setidaknya ada dua pembangunan permukiman berskala besar yang muncul di sana, yaitu Gresik Kota Baru (GKB), AKR GEM City, dan Kota Baru Driyorejo selain juga menjamur pembangunan perumahan skala menengah dan kecil di sekitarnya.
Pusat-pusat industri baru pun bermunculan dimana ada tiga kawasan industri utama di Kabupaten Gresik, di antaranya Java Integrated Industrial dan Port Estate (JIIPE), Maspion Industrial Estate, dan Kawasan Industri Gresik (KIG).
Di dalam kawasan JIIPE terdapat sejumlah perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) seperti Petrokimia Gresik serta pabrik pemurnian dan pengolahan tambang mineral PT Freeport Indonesia yang baru saja dilakukan peletakan batu pertama pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo.
Suplai rumah di Gresik yang meningkat tajam tentunya mengindikasikan bahwa demand atau permintaan mulai menguat. Oleh karena itu, masyarakat tak perlu khawatir kehabisan alternatif saat mencari hunian yang sesuai kebutuhan dan kemampuan para pencari rumah di wilayah Gresik.
Menurut Marine, dari tujuh kota dan kabupaten di Gerbangkertosusila, bisa disimpulkan bahwa Kabupaten Gresik bersama Kota Surabaya menjadi wilayah yang paling menonjol dari sisi harga maupun suplai properti.
“Kabupaten Gresik semakin diminati karena strategis baik dari sisi pekerjaan dengan adanya kawasan industri, akses transportasi, pusat perbelanjaan, maupun fasilitas publik lainnya. Gresik juga belum begitu padat seperti Sidoarjo meskipun keduanya memiliki lokasi yang berbatasan dengan Surabaya dan akses tol langsung,” pungkas Marine. (red)