Indonesiainside.id, Jakarta – Proyeksi industri properti pada 2022 masih akan tumbuh jika didukung oleh insentif pemerintah. Selain itu, pengembang harus melakukan inovasi dan menciptakan pasar serta harus mencermati pembangunan infrastruktur sebagai hal yang penting.
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa Rumah.com Indonesia Property Market Index mengindikasikan bahwa tren harga properti akan berangsur normal dan akan meningkat pada setiap kuartal di 2022.
“Hal ini dapat terjadi dengan catatan bahwa Pemerintah mampu menjaga situasi ekonomi tetap kondusif, serta melanjutkan kebijakan terkait properti dan ekonomi seperti restrukturisasi kredit, relaksasi LTV, dan terutama penurunan suku bunga,” jelasnya dalam diskusi panel Indonesia’s Property Market Outlook & Real Estate Trend 2022 yang diselenggarakan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia.
Menurut Marine, program vaksinasi nasional yang digencarkan Pemerintah membuat konsumen lebih berani untuk berkunjung langsung ke lokasi properti. Karena itu, ketersediaan show unit bisa membantu penjual meyakinkan pembeli untuk mengambil keputusan.
Minat konsumen sendiri masih bersifat ‘value for money’. Mereka tidak mempermasalahkan rumah yang agak jauh dari pusat kota asal ditunjang oleh fasilitas umum lengkap dan transportasi umum yang baik.
Bagi pengembang sebaiknya mempertimbangkan desain rumah yang lebih modern, menerapkan sistem cross-ventilation dan penggunaan jendela yang lebar. Desain ini bersifat ramah lingkungan karena membantu penghematan energi listrik dan menjadi salah satu faktor yang diminati pembeli.
Pengembang juga harus melihat bahwa konsumen tidak lagi hanya mencari hunian yang memiliki akses jalan tol ataupun transportasi publik. Fasilitas umum di sekitar properti juga menjadi pertimbangan utama konsumen dalam memilih hunian.
Diskusi Panel ini juga diikuti perwakilan pengembang yaitu Alim Gunadi, Managing Director Strategic Business & Services, PT Sinar Mas Land yang menyampaikan tentang bagaimana perusahaan beradaptasi dan bertransformasi selama pandemi.
“Perusahaan mengubah strategi komunikasi dari sebelumnya secara offline menjadi lebih fokus pada online, salah satunya adalah dengan menghadirkan e-catalogue sebagai platform pemasaran proyek properti milik Sinar Mas Land di seluruh Indonesia,” paparnya.
Perusahaan juga berkolaborasi dengan beberapa e-commerce di Indonesia untuk meningkatkan interaksi langsung dengan calon konsumen khususnya generasi Milenial dan Gen Z. Adanya pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilakukan Pemerintah membantu para pengembang melakukan ekspansi pembangunan proyek huniannya.
“Proyeksi industri properti di tahun 2022 masih akan tumbuh jika didukung oleh insentif Pemerintah. Selain itu pengembang juga harus melakukan inovasi dan menciptakan pasar serta harus mencermati pembangunan infrastruktur sebagai hal yang penting,” ujar Alim.
Sementara Suteja Sidarta Darmono, Presiden Direktur PT Jababeka, Tbk. memaparkan tentang bagaimana perkembangan infrastruktur di Koridor Timur membantu proyek-proyek properti yang ada, peluang industri properti di wilayah Cikarang dan sekitarnya serta review pasar properti 2021 dan proyeksi industri properti di tahun 2022 menurut Jababeka.
Sedangkan Fauzan Zamahsyarie, Housing Finance Center Specialist PT Bank Tabungan Negara, Tbk. menjelaskan bahwa berdasarkan riset McKinsey & Company, Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keyakinan tertinggi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi. Mayoritas responden meyakini ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih kuat setelah pandemi.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang pandemi ditopang oleh beberapa sektor, salah satunya adalah real estate yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan terus mencatatkan pertumbuhan yang positif. Pemerintah sangat fokus dalam pengembangan sektor perumahan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dengan memberikan berbagai stimulus untuk mempermudah kepemilikan rumah,” ujar Fauzan.
Menurut Marine, diskusi yang melibatkan segenap stakeholder industri properti harus terus dilakukan mengingat sektor properti cukup penting bagi pemulihan ekonomi nasional, dimana industri properti memiliki multiplier effect terhadap 174 sektor lainnya dan 350 jenis industri terkait skala kecil, sekaligus juga menyerap lebih dari 30 juta tenaga kerja. (Hd)