Indonesiainside.id, Jakarta – Kabupaten Gresik di Provinsi Jawa Timur bisa berkembang menjadi area paling prospektif di kawasan metropolitan Surabaya atau yang dikenal sebagai Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).
Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa median harga hunian di Gresik menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) berada pada kisaran Rp 6,4 jutaan, lebih murah daripada Sidoarjo maupun Bangkalan yang turut menjadi pusat industri di Gerbangkertosusila.
“Indeks harga properti di Gresik secara kuartalan juga sedang tumbuh sebesar 4,53 persen pada Q2 2021 lalu. Indeks ini lebih signifikan daripada wilayah lain di Gerbangkertosusila. Wilayah yang menghadap Selat Madura dan Laut Jawa ini memiliki potensi untuk menjadi sunrise property didorong oleh perkembangan infrastruktur dan industri di dalamnya,” jelas Marine.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Kabupaten Gresik kini dilintasi tiga ruas tol yang terhubung dengan tol Trans Jawa, yakni tol Surabaya-Gresik, Surabaya-Mojokerto, dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM). Kemudahan akses transportasi darat mempercepat perkembangan wilayah ini, khususnya bagi industri properti dan manufaktur.
Sejumlah kawasan kota mandiri dengan fasilitas yang lengkap seperti Gresik Kota Baru (GKB) dan Gem City berkembang tak jauh dari akses tol. Wilayah Gresik yang cenderung belum begitu padat daripada Surabaya ataupun Sidoarjo cukup menarik minat konsumen. Apalagi kawasan industri besar seperti Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) tengah gencar dikembangkan di Gresik sehingga diperkirakan akan tersedia cukup banyak lapangan pekerjaan bagi penghuninya.
Menurut Marine, bagi pencari properti, tahun 2022 mendatang secara umum masih akan menjadi ‘buyer’s market’. Pembeli akan disuguhi berbagai pilihan properti terbaru dengan tawaran promo, diskon, dan hadiah serta suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga relatif masih rendah.
“Rumah.com Indonesia Property Market Index mengindikasikan bahwa tren harga properti akan berangsur normal; meningkat pada setiap kuartal di 2022. Hal ini dapat terjadi dengan catatan bahwa Pemerintah mampu menjaga situasi ekonomi tetap kondusif, serta melanjutkan kebijakan terkait properti dan ekonomi seperti restrukturisasi kredit, relaksasi LTV, dan terutama penurunan suku bunga,” pungkasnya.