Indonesiainside.id, Tangerang – Otak-otak tak hanya menjadi kuliner yang dijajakan di pinggir jalan. Kini, sebuah desa di Kabupaten Tangerang, mem-branding area khusus wisata kuliner dengan nama Kampung Otak-Otak.
Berlokasi di jalan menuju Tanjung Kait dan Tanjung Pasir, Kios Kampung Otak-Otak menjadi mudah diakses oleh para wisatawan. Tepatnya, berada di Jalan Sepatan-Pakuhaji No.1, Sarakan, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten. Bagi para pecinta kuliner yang ingin berkunjung ke Kampung Otak-Otak, silahkan datang mulai pukul 11.00-21.00 WIB.
Jalan menuju lokasi tersebut sangat mudah, mengingat jalan tersebut juga menjadi akses ke Tanjung Kait dan Tanjung Pasir. Para wisatawan bisa melihat bangunan kuliner unik berbentuk perahu serta tatanan halaman yang nyaman sambil menikmati rasa khas otak-otak dari desa tersebut.
Di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, masyarakat khususnya para pelaku UMKM, memang butuh perhatian dan terobosan dari pemerintah setempat. Berbagai desa di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang sedang melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan taraf perekonomian warganya. Salah satunya adalah inovasi pembuatan Kios Kuliner Kampung Otak-Otak di Desa Sarakan, Kecamatan Sepatan.
Dengan melihat potensi warganya yang mayoritas adalah pembuat otak-otak, Kepala Desa Sarakan, Halimi, bersemangat mempromosikan terobosan desanya untuk meningkatkan perekonomian warga. Dengan inovasi ini, desa-desa lain di Tangerang diharapkan juga tergerak untuk maju bersama.
“Masyarakat di Desa Sarakan ini memang terkenal sebagai pembuat makanan otak-otak, yang telah tersebar ke beberapa daerah. Tentunya ini merupakan potensi ekonomi yang perlu didukung dan harus di fasilitasi dengan membangun usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), yaitu Kios Kampung Otak-Otak,” ucap Halimi, dilansir Diskominfo Kabupaten Tangerang, Sabtu (19/2/2022).
Halimi juga mengatakan, di desa tersebut terdapat kurang lebih 54 pelaku usaha otak-otak yang tersebar di beberapa RW di wilayah tersebut. Dari segi rasa, lanjut Halimi, otak-otak dari Desa Sarakan ini memiliki aroma ikan yang lebih kuat dan khas jika dibandingkan dengan otak-otak yang di produksi bukan dari warga Desa Sarakan Ini.
“Karena memang warga di sini merupakan mayoritas pembuat otak-otak, jadi mereka lebih mengetahui cara yang baik untuk mengolah makanan tersebut agar memiliki cita rasa yang khas,” ucapnya. (Aza)