Indonesiainside.id, Jakarta – Musisi senior Ari Lasso ditinggalkan oleh maskapai penerbangan Batik Air, Kamis (20/10) dari penerbangan. Kejadian itu diungkapkan mantan penyanyi grup Dewa 19 itu di media sosialnya.
Pemilik nama asli Ari Bernardus Lasso itu ditinggal di Singapura kala hendak terbang ke Surabaya. Padahal dirinya sudah membeli tiket itu dan pihak maskapai yang mengubah jadwal perjalanan.
Kekesalan Ari Lasso diunggah dalam akun Instagramnya. Hingga akhirnya Ari dihubungi oleh pihak Batik Air.
Pihak batik Air menghubungi Ari Lasso dan disebutkan akan memberikan ganti rugi.
“Saya Ari Lasso sebagai manusia biasa yang juga banyak kesalahan memaafkan seratus persen. Saya memaafkan peristiwa yang terjadi kemarin. Karena juga hal-hal yang lebih pahit sudah saya alami di kehidupan ini,” katanya di Instagram, Sabtu (22/10).
Terkait kabar dirinya akan mendapatkan ganti rugi dari pihak Batik Air, Ari Lasso memilih menolaknya.
“Tawaran ganti rugi saya tolak karena kerugian yang saya alami sangat tidak bisa ternilai dengan uang. Saya sudah di Surabaya dari kemarin, saya merasa sangat tidak fit karena saya sangat lelah karena saya dalam masa recovery.Hal itu tidak bisa diganti dengan uang seberapapun,” kata Ari.
Ari Lasso menyebut ganti rugi yang ditawarkan maskapai karena apa yang dialaminya itu tidak bisa digantikan dengan uang.
“Yang saya inginkan apabila Anda ingin mengganti kecapekan saya, kekesalan saya, kerugian saya, kekecewaan saya, waktu yang saya habiskan dan kelelahan saya yang sekarang sedang tidak fit, ini untuk konser nanti malam yang jumlahnya mungkin yang tidak bisa dinilai,” ujarnya lagi.
Ari Lasso meminta jika maskapai ingin mengganti rugi maka lebih sejumlah uang itu disumbangkan saja ke Yayasan Kanker Indonesia.
“Kalau bisa dinilai juga tidak tahu berapa jumlahnya, karena saya tidak pakar di bidang itu 100, 1 miliar atau 100 miliar, saya enggak tahu. Silakan berikan atau saya minta tetapi bukan buat saya, sumbangkan saja uang tersebut untuk Yayasan Kanker Indonesia. Terutama mungkin untuk Yayasan Limfoma Indonesia,” tegasnya.(Nto)