Oleh: M Aulia Rahman
Indonesiainside.id, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mengupayakan pengembangan transportasi massal untuk mengatasi polusi udara dan kemacetan yang melanda ibu kota. Light rail transit (LRT) saat ini sedang dalam tahap uji coba.
Pemprov DKI mengajak masyarakat ibu kota menggunakan transportasi umum untuk mendukung mobilitasnya. Selama masa uji coba, yakni pada bulan Juni hingga September 2019 LRT Jakarta telah mengangkut 650 ribu penumpang mulai dari Stasiun Velodrome, Ramangun hingga Stasiun Boulevard Utara, Kelapa Gading.
General Manager Operasional dan Pelayanan PT LRT Jakarta, Aditia Kesuma Negara, mengatakan pada awal masa uji coba hanya 13 ribu penumpang yang naik LRT. Namun, jumlah penumpang meningkat terutama saat hari libur. “Pada awal uji coba, lonjakan penumpang terjadi saat hari libur, karena euforia masyarakat yang ingin merasakan kereta layang cepat itu beroperasi,” ujarnya, Jumat (27/9).
Pada masa uji coba selanjutnya, jumlah penumpang mengalami peningkatan di Stasiun Velodrome dan Stasiun Boulevard Utara. Peningkatan penumpang terjadi saat pulang kerja, yakni pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB.
“Mulai hari ini, pemberhentian akhir bergeser ke Stasiun Pengangsaan Dua yang sudah mulai dioperasikan secara umum,” tuturnya. Saat ini, Pemprov DKI peduli terhadap perbaikan kualitas udara dengan membuat Kegiatan Strategis Daerah (KSD) yaitu Pengendalian Pencemaran Udara (PPU) dan menyusun roadmap Jakarta Cleaner Air 2030 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dengan 14 Rencana Aksi.
Rencana Aksi tersebut antara lain monitoring kualitas udara, pengembangan transportasi umum ramah lingkungan, penerapan uji emisi kendaraan bermotor, pengendalian kualitas udara kegiatan industri dan penyediaan bahan bakar ramah lingkungan. Saat ini yang sudah berjalan adalah pembangunan transportasi massal, yaitu MRT dan LRT. (AS)