Indonesiainside.id, Jakarta – Hujan dengan intensitas tinggi belakangan kerap mengguyur ibu kota. Itu sebabnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggiatkan berbagai upaya untuk mengantisipasi banjir di musim penghujan.
Salah satunya ialah membuat drainase vertikal (sumur resapan/biopori), baik di gedung perkantoran, fasilitas umum, maupun di lingkungan rumah warga. Drainase vertikal merupakan upaya mengelola air hujan dengan cara ditampung dan diresapkan ke dalam tanah secara alamiah sehingga tidak semuanya dilimpahkan ke laut begitu saja.
“Target kita sampai bulan Desember, ada 1.000 drainase vertikal. Sekarang sudah 1.020 dan itu sudah melebihi target,” ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini Yusuf, akhir pekan ini.
Tak hanya untuk mengatasi banjir, drainase vertikal juga menjadi solusi kekeringan saat musim kemarau. Hal itu disebabkan karena air hujan yang ditampung tersebut dapat menjadi cadangan air.
Program drainase vertikal, ujar Juaini, diyakini sebagai salah satu cara untuk mengurangi titik banjir di Jakarta. Saat ini program tersebut telah melampaui target yang ditentukan.
Menurut dia, sejumlah lokasi banjir pada hari Selasa (17/12) lalu merupakan titik-titik baru. Ia menjelaskan, bahwa beberapa wilayah yang telah didapati drainase vertikal tidak mengalami genangan. Jika ada, maka tak lama genangan tersebut dipastikan surut.
“Nah ini kan sebenarnya baru di Plaza Senayan. Kalau yang kita sudah pasang, rata-rata tidak ada (banjir). Di MT Haryono kemarin kan sudah langsung cepat surut. Sudah tidak ada genangan berulang setelah ada sumur resapan,” paparnya.
Ia menuturkan, mengenai genangan di Senayan, tidak perlu ditambah lagi jumlahnya (sumur resapan). Tetapi, kawasan tersebut harus selalu dibersihkan agar mengurangi sumbatan.
“Bukan baru, itu drainase yang ada sudah dalam, 1,8 sampai 2 meter. Sekarang petugas lagi bekerja. Hanya melebarkan mulut air yang kemarin kecil, salurannya sudah besar,” ujarnya. (AS)