Indonesiainside.id, Jakarta – Belakangan ini, anak ular kobra kerap ditemukan di wilayah Jakarta-Depok-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jadebotabek). Kepala Pengendalian Operasional (Kadalops) Gulkarmat DKI Jakarta, Mulyanto, mengatakan bahwa selama tahun ini, kemunculan kobra paling banyak berada di akhir tahun.
“Berdasarkan data rekapitulasi, frekuensi penanganan ular paling banyak bulan Desember dengan jumlah 32 laporan,” ujarnya ketika dikonfirmasi di Jakarta, Senin (23/12). Kejadian tersebut bukan teror, melainkan hanya fenomena akibat iklim.
Maka dari itu, kemunculan ular bukan hal yang baru. Pada bulan April silam, ada 24 laporan mengenai kemunculan kobra.
Namun, hingga bulan Oktober lalu, laporan tersebut sudah jarang. Kemudian, pada bulan lalu, yakni pada bulan November, kemunculan kobra kembali didapati dengan adanya 21 laporan.
“Adapun wilayah yang paling banyak yakni Jakarta Timur dengan 70 laporan. Disusul Jakarta Selatan 63 laporan. Paling sedikit di Jakarta Pusat hanya 19 laporan,” paparnya.
Sementara itu, ia juga meminta kepada masyarakat agar tidak panik saat menemukan anakan ular kobra di sekitar pemukiman. “Bagi warga yang menemukan telur atau sudah menetas bisa segera laporkan kepada petugas kami,” tuturnya.
Warga bisa membersihkan rumah dari barang-barang bekas yang tidak terpakai Sebagai langkah antisipasif untuk menghindari kedatangan ular kobra. Biasanya hewan melata itu mencari tempat yang kotor dan lembab seperti alang-alang, di bawah tumpukan barang bekas serta dekat dengan sarang tikus.
Selain itu, masyarakat bisa menaman pohon sereh di rumah untuk menghalau ular Cobra mendekat dekat ke dalam. Jika ular masih ada, warga bisa menginformasikan kepada petugas Gulkarmat.
“Warga rajin membersihkan rumah dari bekas barang-barang yang tidak terpakai. Jadi sereh itu wangi ya, bisa ditanam bisa juga ditaburkan di rumah. Insyaallah ular tidak berani mendekat. Silakan lapor, jika melihat ada ular kobra kepada anggota kami,” kata dia. (PS)