Indonesiainside.id, Jakarta – Dua nama akan bertarung sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Mereka adalah Ahmad Riza Patria dari Gerindra dan Nurmansjah Lubis dari PKS. Kedua kandidat pengisi kursi DKI-2 itu merupakan nama baru yang tengah diproses oleh parlemen Kebon Sirih.
Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, kedua kandidat pendamping Anies Baswedan itu merupakan kader terbaik dari partai pengusung Anies saat Pilkada 2017 (PKS-Gerindra). Namun, tuturnya, untuk tingkat kepopuleran antara kedua kandidat, Ariza (sapaan akrab Ahmad Riza Patria) mempunyai potensi lebih kuat dibandingkan Nurmansjah Lubis.
“Pagi saya yang menarik, pertama, PKS bukan mengusulkan nama yang lama, tapi nama yang baru. Cuma persoalannya adalah ketika disandingkan dengan nama dari Gerindra, Ariza, tetap saja nama Nurmansjah Lubis itu kalah populer dengan calon dari Gerindra,” ujarnya ketika dihubungi Indonesiainside.id, Kamis (23/1).
Selain itu, lanjut Ujang, situasi politik nasional saat ini juga mempengaruhi kondisi (politik) di daerah, terutama DKI. Struktur yang kuat juga mempengaruhi proses pemilihan cawagub.
“Yang kedua, saya melihatnya adalah ketika koalisi Gerindra di nasional itu berada di pemerintahan, artinya peluang Ariza (untuk menjadi wagub) lebih besar dari Nurmansjah Lubis. Gerindra dan PDIP ada dalam satu koalisi di pusat dan itu juga bisa terjadi di daerah juga seperti di DKI,” paparnya
Ia menuturkan bahwa Gerindra memiliki salah satu pimpinan yang cukup berpengaruh di parlemen Kebon Sirih, bahkan untuk jumlah kursi (di DPRD DKI) Gerindra lebih unggul dibandingkan PKS. Dengan demikian, potensi Ariza untuk menjadi wakil gubernur cukup kuat.
“Jangan lupa bahwa Gerindra memiliki unsur pimpinan di situ (DPRD), yakni M Taufik (Wakil Ketua DPRD DKI), dan itu juga bisa menentukan proses kemenangan dari Ariza yang diusung oleh Gerindra. Dia akan lebih memudahkan dalam lobi-lobi pimpinan dan fraksi. Kembali ke awal tadi, konstruksi politik di nasional mempengaruhi politik di daerah juga, yang rugi adalah PKS karena tak diuntungkan, dalam konteks menjadi oposisi. Itu kekurangan dari PKS dan keunggulan dari Gerindra,” tuturnya. (AS)