Indonesiainside.id, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meninjau langsung tumpukan sampah yang berada di Pintu Air Manggarai, Sabtu (8/2). Sampah-sampah itu terbawa aliran air yang cukup deras yang antara lain berasal dari Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, sejak hari Jumat (7/2) sore.
Debit air yang terus meningkat di sana mengakibatkan tumpukan sampah ikut hanyut terbawa arus. Anies menuturkan, bahwa sejak dini hari tadi, jajaran Pemprov DKI telah siaga untuk menghadapi banjir, bahkan 25 truk dikerakhkan untuk mengangkut sampah yang terbawa arus.
“Sejak tengah malam, tim UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI mulai berjaga dengan semua alat berat untuk membersihkan ‘debris’ yang terbawa aliran sungai masuk ke Jakarta, dan ditahan di Pintu Air Manggarai. Pada pukul 3 pagi, alat berat mulai bekerja memindahkan debris dari badan sungai ke truk-truk. Dalam waktu lima jam saja, terangkut sekitar 200 ton sampah,” ujarnya melalui akun media sosial (facebook) yang telah terverifikasi dan dikutip Indonesiainside.id.
Selain itu, di laman media sosialnya, Anies memaparkan terkait ketinggian normal untuk Pintu Air Manggarai. Terpantau, peningkatan air di sana juga terus meningkat, namun juga berangsur surut.
“Ketinggian normal di Pintu Air Manggarai pada musim hujan adalah 600, dengan kiriman air dari hulu sejak dini hari tadi, ketinggian itu terus meningkat hingga mencapai posisi tertinggi di 925 (naik 3,25 meter) dengan status siaga 2 pada pukul 08.00 WIB. Pada pukul 09.00 WIB, telah turun hingga 895 dan terus menerut surut,” paparnya.
Tak hanya kiriman dari hulu yang menyebabkan Pintu Air Manggarai penuh. Curah hujan yang tinggi di ibu kota juga menjadi penyebabnya.
“Kawasan hulu dan sisi timur laut Jakarta pagi tadi mengalami hujan tinggi dan ekstrem, mencapai 244,2mm/hari (Jakarta) dan 130mm/hari (Bogor). Semua masih tetap bersiaga,” kata dia.
Hingga saat ini, ia menuturkan, bahwa semua pintu air tengah diawasi, termasuk pasang muka air laut yang menjadi salah satu penyebab genangan di sejumlah wilayah ibu kota. Para personel yang tengah bertugas juga mendapat pujian dari mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.
“Saat ini, semua pintu air dikendalikan sembari memonitor ketinggian muka air laut. Begitu permukaan air mulai surut, maka semua pintu air bisa dibuka maksimal agar air di semua wilayah bisa segera surut. Apresiasi pada semua petugas yang bekerja nonsetop sejak kemarin sore hingga saat ini,” tuturnya. (AS)