Indonesiainside.id, Jakarta – Penjualan temulawak dan jahe merah di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, meningkat signifikan dalam kurun waktu tiga hari terakhir. Fenomena itu terjadi sejak dua pasien positif corona (COVID-19) asal Depok, Jawa Barat, diumumkan kepada publik.
Sejumlah pedagang di Pasar Masyestik saat ditemui hari ini mengatakan, penjualan kedua komoditas itu mulai meningkat sejak Senin (3/3) petang. “Pokok Senin sore itu saya ingat banget, saya udah mau tutup tapi masih aja ada yang datang nyari jahe merah sama temulawak,” kata Giarti (56), pedagang hortikultura di Pasar Mayestik, Kamis (5/2).
Menurut dia, pembeli kebanyakan masyarakat umum. Mereka membeli masih dalam jumlah wajar, yakni 1/4 hingga satu kilogram (kg) per pembeli. “Tapi yang beli banyak, bukan hanya pelanggan tapi pembeli baru,” kata Giarti yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Mayestik.
Dampak dari meningkatnya permintaan jahe dan sejenisnya, sejumlah pedagang lalu menambah jumlah pasokan untuk memenuhi ketersediaan. Menurut Wicaksono (40), pedagang lainnya, kini para pedagang akan menyetok jahe dan sereh lebih banyak dari biasanya.
Pedagang ada yang membeli dari suplair petani langsung ada juga yang belanja secara mandiri di Pasar Kebayoran. “Ya otomatis, karena permintaan banyak stok kami tambah. Paling biasanya 2-3 kg, sekarang nambah jadi 5 kg,” kata Wicaksono yang sudah berjualan di sana sejak 1993 itu.
Sejumlah pedagang mengaku pembelian jahe, sereh, kunyit, dan temulawak meningkat selama tiga hari terakhir, sejak berita mengatakan jamu-jamuan bisa menangkal virus corona. “Kan ada yang siaran di televisi tuh, katanya minum jamu bisa bantu tangkal corona, sejak itu banyak yang beli,” kata Lani (62) pedagang lainnya.
Menurut Lani, di antara rempah-rempah yang tersedia, jahe merah dan temulawak yang paling banyak dicari pembeli. Hal itu menyebabkan pasokan terbatas hingga harga jual menjadi meningkat sejak berita corona menyebar.
“Sekarang jahe merah ada tapi sedikit pasokannya, harganya juga lumayan tinggi Rp100 ribu per kg,” kata Lani. (AIJ/Ant)