Oleh: Muhajir
Indonesiainside.id, Jakarta – AQL Peduli menyalurkan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk paramedis di beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabodetabek. Direktur AQL Peduli, Fabi Firman, mengatakan, kebutuhan APD saat ini sangat tinggi, tapi stok sangat terbatas.
Sejauh ini, 31 tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 meninggal dunia. Mereka gugur saat menjalankan sumpah profesinya, menyelematkan nyawa manusia tanpa pandang bulu.
Fakta miris memang, mereka bertaruh nyawa demi kesembuhan manusia lain, namun APD yang digunakan tak layak dan stok sangat terbatas. Lantas bisa apa?
Keterbatasan APD ini menjadi ancaman serius bagi para garda terdepan penanganan Covid-19 di Tanah Air. APD itu berfungsi sebagai penghalang bahan infeksius seperti virus dan bakteri yang bisa saja menempel di kulit, mulut, hidung, atau selaput lendir mata para tenaga kesehatan.
Tidak hanya itu, APD juga digunakan untuk memblokir kontaminasi darah, cairan tubuh, dan sekresi pernapasan pasien Covid-19. Keterbatasan APD tentu menjadi ancaman serius para garda terdepan ini. Mereka yang bertemu langsung dengan pasien Covid-19 dihadapkan pada realita miris yang harus mereka terima. Semua itu demi menjalankan sumpah profesi yang tak boleh mereka abaikan.
“Dalam menyikapi pandemi Covid-19 ini, kami AQL Peduli berusaha untuk memenuhi kebutuhan para pahlawan medis di garda terdepan menangani pasien,” kata Firman kepada Indonesiainside.id, Rabu (16/5).
Firman menyebut AQL Peduli telah menyalurkan 12.650 APD di 15 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Daerah-daerah tersebut menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia. “Jadi pertama,” kata kader AQC Megamendung ini.
Sementara, untuk daerah luar Jabodetabek, AQL Peduli mengerahkan seluruh relawan daerah. Firman meminta mereka memberikan laporan jika ada rumah sakit yang membutuhkan APD.
“Kalau ada banyak permintaan dari daerah dan kita bisa memenuhi pemrintaan itu dengan mengirimkan APD dari Jakarta, karena kita tahu dampak Covid-19 ini masih panjang. Kita terus berusaha koordinasi dengan seluruh relawan di seluruh daerah untuk menginfokan kalau ada rumah sakit yang mendesak,” ucap Firman.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI), Daeng M Faqih, mengakui APD untuk para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 masih sangat minim. Kekurangan APD untuk para tenaga medis saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sampai saat ini, belum ada wilayah yang melaporkan APD tercukupi dalam waktu panjang. Itu artinya, semua rumah sakit di Indonesia masih kekurangan APD.
“Di jakarta, Jabar (Jawa Barat), banten, terutama Nabodetabek masih banyak yang mengeluhkan kelangkaan APD. Ada yang mengeluh dalam 1 minggu sudah habis, tapi ada juga yang sudah betul-betul kesulitan sehingga masih melakukan modifikasi dari jas hujan, kantong plastik atau baju kamar operasi,” kata Daeng kepada Indonesiainside.id, beberapa waktu lalu. (Aza)